Sabtu, 28 Juli 2012

Teknologi Pembuangan Kotoran manusia Secara Sederhana


Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah barang tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu, teknologi jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratan-persyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus didasarkan pada sosiobudaya dan ekonomi masyarakat pedesaan. Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain sebagai berikut :
2.1 Jamban Cemplung, Kakus (Pit Latrine)
            Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan di jawa. Tetapi sering dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk dan bau tidak bisa dihindari. Disamping itu karena tidak ada rumah jamban, bila musim hujan tiba maka jamban itu akan penuh oleh air.
Hal lain yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kakus cemplung itu tidak boleh terlalu dalam. Sebab bila terlalu dalam akan mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5-3 meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa ataupun daun padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

2.2 Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP Latrine)
            Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan, pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.

2.3 Jamban Empang (Fishpond Latrine)
Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Didalam sistem jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling), yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian seterusnya.
Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).

2.4 Jamban Pupuk (the Compost Privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
ü  Mula-mula membuat jamban cemplung biasa..
ü  Dilapisan bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan.
ü  Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari.
ü  Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnya ditaruh kotoran lagi.
ü  Demikian seterusnya sampai penuh.
ü  Setelah penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru.
ü  Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman.

2.5 Septic Tank
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari
Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :

2.5.1 Proses Kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70 %) zat-zat padat akan mengendap (DEPOSITION) didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
2.5.2 Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga mengurangi volume sludge sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.
Deposition pada septic tank
septic tank merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi.  Tinja dari kloset akan melalui pipa pembuangan pvc kemudian melalui pipa pembagi pembuang pvc yang selanjutnya akan masuk ke dalam tanki septic tank

Tidak ada komentar:

Posting Komentar