Sabtu, 14 Juli 2012

Klasifikasi dan Predisposisi preeklampsi meningkat pada kehamilan

Klasifikasi  Preeklampsi  :
a.      Preeklampsi  ringan  ditandai :
-          Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan intrerval  6 jam pemeriksaan.
-          Tekanan darah diastol  90  atau kenaikan 15 mmHg.
-          BB naik lebih dari 1 Kg/minggu.
-          Proteinuri 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 – 2 pada setiap urine kateter atau midstearh.
b.      Preeklampsi  berat  ditandai :
-   Tensi 160/110 mmHg atau lebih.
-   Oliguri, urine , 400  cc/24 jam.
-   Proteinuri > dari  3 gr/l.
-       Keluhan subyektif : nyeri epigastrium, nyeri kepala, gangguan penglihatan, gangguan kesadaran, oedema paru dan sianosis.
Predisposisi preeklampsi meningkat pada kehamilan :
-          Penyakit Trophoblastic
Terjadi pada 70 % dari wanita dengan mola hidatidosa terutama pada usia kehamilan 24 minggu.
-          Multigravida
Walaupun kejadian preeklampsi lebih besar pada primigravida, insidennya meningkat juga pada multipara kejadiannya hampir mendekati 30 %.
-          Penyakit Hipertensi kronik.
-          Penyakit Ginjal kronik.
-          Hidramnion, gemmeli.
-          Usia ibu lebih dari 35 tahun.
-          Cenderung Genetik.
-          Memiliki riwayat Preeklampsi.
-          DM, insiden 50 %.
-          Obesitas.
Penanganannya:
            a.   Preeklampsi  Ringan :
Jika kehamilan kurang 37 minggu dilakukan pemeriksaan 2 kali seminggu secara rawat jalan :
Ø  Pantau tensi, proteinuri, reflek patela, dan kondisi janin.
Ø  Lebih banyak istirahat.
Ø  Diet biasa.
Ø  Tidak perlu obat-obatan.
b.      Preeklampsi  Berat :
Penangananya sama, kecuali persalinan  harus berlangsung dalam 12 jam setelah kejang.
  Pengkajian:
a.      Anamnese :
-          Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkwinan, berapa kali nikah, dan berapa lama.
-          Riwayat kehamilan sekarang : kehamilan yang ke berapa, sudah pernah melakukan ANC, terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, dan penglihatan kabur.
-          Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit jantung, ginjal,  HT, paru.
-          Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : adakah hipertensi atau preeklampsi.
-          Riwayat kesehatan keluarga : adakah keluarga yang menderita penyakit jantung, ginjal, HT, dan gemmeli.
-          Pola pemenuhan nutrisi.
-          Pola istirahat.
-          Psiko-sosial- spiritual :emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan.
b.      Pemeriksaan fisik :
-          Inspeksi : oedema, yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
-          Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi oedema dengan menekan bagian tertentu dari tubuh.
-          Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress, kelainan jantung, dan paru pada ibu.
-          Perkusi : untuk mengetahui reflek patela sebagai syarat pemberian  Mg SO4.
-          Pemeriksaan penunjang :
¨      Tanda vital yang diukur  2 kali dengan interval 6 jam.
¨      Laboratorium : proteinuri dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau  + 1 sampai  + 2 pada skala kualitatif), kadar hematokrit menurun, berat jenis urine meningkat, serum kreatinin meningkat, uric acid > 7 mg/100 ml.
¨      USG : untuk medeteksi keadaan kehamilan, dan plasenta.
¨      NST : untuk menilai kesejahteraan janin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar