Sabtu, 14 Juli 2012

Pengertian Preeklampsia dan konsep dasar Preeklampsia

Preeklampsi  adalah  penyakit yang diderita  oleh bumil yang ditandai dengan adanya hipertensi, oedema, dan proteinuri. Tetapi bumil tidak menunjukan tanda-tanda kelainan hipertensi sebelum hamil (Rustam Mucthar, 1998). Dimana gejala preeklampsi biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
II.      Etiologi
Secara pasti penyebab timbulnya gejala tersebut belum diketahui secara pasti, teori yang digunakan oleh ilmuwan belum dapat menjawab beberapa hal berikut :
1.      Frekuensi bertambah banyak pada primigravida, kehamilan ganda, hidramion, dan mola hidatidosa.
2.      Sebab bertambanya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan .
3.      Sebab jarang terjadinya preeklampsi pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
4.      Sebab timbulnya hipertensi, oedema, dan proteinuri.
Dari semua gejala tersebut, gejala awal yang muncul adalah hipertensi, dimana untuk menegakkan diagnosa tersebut adalah yaitu kenaikan tekanan sistole paling tidak naik hingga 30 mmHg atau lebih dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya. Kenaikan  diastolik 15 mmHg atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Untuk memastikan diagnose tersebut harus dilakukan pemeriksaan  tekanan darah minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam pada saat istirahat.
Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dengan kenaikan BB yang berlebihan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Bila kenaikan  BB lebih dari 1 Kg setiap minggunya selama beberapa kali ,maka perlu adanya kewaspadaan akan timbulnya preeklampsi.
Proteinuri  berarti  konsentrasi  protein dalam  urin > 0,3 gr/liter urin 24 jam  atau   pemeriksaan  kuantitatif menunjukkan + 1 atau + 2    atau 1 gr/liter atau lebih dalam urine midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam . Proteinuri timbul lebih lambat dari dua gejala sebelumnya, sehingga perlu kewaspadaan jika muncul gejala tersebut.
III.    Patofisiologi.
            Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah  perlu adanya kompensasi hipertensi  ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan tercukupi). Dengan adanya  spasme pembuluh darah  menyebabkan perubahan – perubahan ke organ  antara lain  :               
           a.   Otak .
Mengalami  resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.
b.   Ginjal.
Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang  maka terjadi filtrasi glomerolus  negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan  sampai dengan 50 %  dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema.
c.   URI
Dimana aliran darah plasenta menurun yang menyebabkan gangguan plasenta maka akan terjadi IUGR, oksigenisasi berkurang sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta kematian janin dalam kandungan.
 d.  Rahim
Tonus otot  rahim peka rangsang terjadi peningkatan  yang akan menyebabkan partus prematur.
e.   Paru
Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru  sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa menyebabkan kematian .
f.   Hepar
Penurunan perfusi ke hati dapat mengakibatkan  oedema hati , dan perdarahan subskapular sehingga sering  menyebabkan nyeri epigastrium, serta ikterus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar