Selasa, 26 Juni 2012

pengertian dan Dampak Pb ( Timah Hitam ) Terhadap Kesehatan


        Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.


Dampak terhadap Kesehatan

Pemajanan Pb dari industri telah banyak tercatat tetapi kemaknaan pemajanan di masyarakatvluas masih kontroversi, Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia berkisar antara 100–400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang tidak bekerja atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata
masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari dengan kisaran antara 100–500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10–100 mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia dewasa absorpsi untuk jangka panjang berkisar antara 5–10% bila asupan tidak berlebihan kandungan Pb dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan harian karena 90% Pb dikeluarkan dengan cara ini. Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan. Distribusi ukuran partikel dan kelarutan pb dalam partikel juga harus dipertimbangkan biasanya kadar pb di udara sekitar 2 mg/m3 dan dengan asumsi 30% mengendap disaluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 mg/per hari. Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen karbon dan lebih kecil dari yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 mm) jumlah yang tertahan di alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan menunjukkan bahwa Pb berada dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kira-kira 90% dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 Jam terakhir) dan Oleh pelepan dari sistem rangka. Manusia dengan pemajanan rendah mengandung 10–30 mg Pb/100 g darah Manusia yang mendapat pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah kandungan dalam darah sekitar 40 mg Pb/100g dianggap terpajan berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi tanda-tanda keluhan keracunan. Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb di perkantoran dan pedesaan wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah dibanding pria, dan pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Gejala klinis keracunan timah hitam pada individu dewasa tidak akan timbul pada kadar Pb yang terkandung dalam darah dibawah 80 mg Pb/100 g darah namun hambatan aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin sudah terjadi pada kandungan Pb normal (30–40 mg). Timah Hitam berakumulasi di rambut sehingga dapat dipakai sebagai indikator untuk memperkirakan tingkat pemajanan atau kandungan Pb dalam tubuh Anak-anak merupakan kelompok risika tinggi Menelan langsung bekas cat yang mengandung Pb merupakan sumber pemajanan, selain emisi industri dan debu jalan yang berasal dari lalu lintas yang padat Mungkin keracunan Pb ada juga hubungannya dengan keterbelakangan mental tetapi belum ada bukti yang jelas. Senyawa Pb organik bersifat neurotoksik dan tidak menyebabkan anemia Hampir semua Pb–tetraetil diubah menjadi Pb Organik dalam proses pembakaran bahan bakar bermotor dan dilepaskan ke udara. Pengaruh Pb dalam tubuh belum diketahui benar tetapi perlu waspada terhadap pemajanan jangka panjang Timah Hitam dalam tulang tidak beracun tetapi pada kondisi tertentu bisa dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia dan memberikan
gejala keluhan garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap manusia. Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan penglihatan.

Pengertian dan ciri-ciri Belajar serta proses Pembelajaran

Pengertian dan ciri-ciri Belajar serta proses Pembelajaran

      Sekarang kita memasuki semester ke empat, biasanya pada setiap semester di peroleh nilai tengah semester, nilai tugas dan nilai akhir semester, menuju pada bobot nilai untuk menentukan IP komulatif. Mari kita berjanji untuk memperoleh IP yang tinggi. Untuk mencapai IP yang tinggi, mahasiswa membuat jadwal belajar di rumah, belajar berkelompok, berkonsultasi dengan dosen, mengunjungi perpustakaan dan membuat kerangka-kerangka perkuliahan serta tugas-tugas dari dosen. Setelah melewati ujian semester, maka mahasiswa memperoleh IP yang tinggi dan berpindah ke semester berikutnya. Kedua peristiwa ini adalah gejala belajar dan pembelajaran.

a. belajar, perkembangan dan pendidikan.
   
            belajar,  perkembangan, dan pendidikan merupakan yang terkait dengan bembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara indidvidu. Perkembangan di alami dan di hayati pula oleh siswa secara individu. Sedangkan pendidikan
merupakan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik atau siswa. Tindakan mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi  mendiri, siswa harus belajar.

2. Ciri-ciri belajar dan pembelajaran.

            Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tindakan terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkunga yang di pelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang di jadikan bahan belajar.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pandangannya tentang belajar, diantaranya:

a.      Belajar menurut pandangan skinner.

Skiner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar di temukan adanya hal berikut:
1.      Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2.      Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik di beri hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik di beri teguran dan hukuman.

b.      Belajar menurut pandangan gagne

            Menurut gagne belajar merupakan kegiatan yang komleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang di lakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
            Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimlus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan sisasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1.      Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
2.      Kterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3.      Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitivnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.      Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5.      Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut

c.       Belajar menurut pandangan piaget

Piaget berpendapat bahwa Pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:
a.       Sensori motor (0;0-0;2 tahun), pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik, seperti mengenal lingkungan dengan penglihatan, pendengaran, dan perabaan.
b.      Pra-operasional (2;0-7;0 tahun), pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
c.       Operasional konkret (7;0-11;0 tahun), pada tahap ini anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis.
d.      Tahap operasi formal (11;0-ke atas), pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.

3.  tujuan belajar dan pembelajaran

            Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar di alami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Proses belajar tersebut dapat di amati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal internal siswa tidak dapat di amati, tetapi dapat di amati oleh guru. Proses belajar tersebut tampak lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari guru.

1.  tujuan instruksional, tujuan pembelajaran, dan tujuan belajar
   
Tujuan instruksional terdiri dari tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum di rumuskan dengan memakai kata-kata yang tidak dapat di ukur atau kata tidak operasional, seperti mengetahui, dan memahami. Tujuan instruksional khusus di sebut sebagai sasaran belajar siswa, sebab di rumuskan bagi kepentingan siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar guru yang di rumuskan dari kurikulumyang berlaku. Tujuan belajar merupakan panduan belajar siswa. Sasaran belajar di ketahui oleh siswa, sebagai akibat adanya informasi dari guru, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar.


2. siswa dan tujuan belajar
   
            Siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan tersebut, siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar.pada umumnya siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.      
ü  Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

1.  dinamika siswa dalam belajar


            Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah konitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.

2. dinamika guru dalam kegiatan pembelajaran

            Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Pada jenjang SLTP da SLTA peran guru tergolong tinggi, bila siswa SLTP dan SLTA yang menyadari pentingnya belajar bagi hidupnya di kemudian hari. Adanya gejala membolos sekolah, malas belajar, senda gurau ketika guru menjelaskan bahan ajar sukar misalnya, merupakan ketidaksadaran siswa tentang belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada  belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, dan subyek pembelajaran itu sendiri.

ü  Prinsip-prinsip belajar

            Dari berbagai prinsip belajar, terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat di pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individu.


A.     Kesimpulan

Dari uraian bab-bab terdahulu, maka kami dari kelompok satu dapat menarik beberapa kesimpulan di antaranya:
1.      Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari, kegiatan belajar tersebut dapat di hayati atau di alami oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain
2.      Belajar yang di hayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang di lakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang di alami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga di dorong oleh tindak pendidikan atau pembelajaran.
3.      Prinsip belajar yang penting berkenaan dengan perhatian dan motivasi belajar siswa, keaktifan belajar, keterlibatan dalam belajar, pengulangan belajar, tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar, serta adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.

pengertian Zat Arsen, Chromium & Boron dan fungsinya menurut para ahli

pengertian  Zat Arsen, Chromium & Boron dan fungsinya menurut para ahli

Arsen 

Arsen disimpan secara selektif di jaringan ektodermal, terutama di jaringan keratin kuku dan rambut. Kadar arsen  kurang dari 0,1 mg/100 gram rambut umumnya tidak punya makna. Kadar sebesar itu  dapat terjadi  akibat akumulasi arsen pada paparan subklinik pada orang normal.
Pada masa yang lalu ditemukannya arsen dalam jumlah banyak dalam  kuku dan rambut biasanya ditafsirkan  sebagai tanda adanya paparan arsen dosis  tunggal kadar tinggi 1 - 2 minggu sebelumnya  atau awal dari suatu serial  paparan arsen dosis kecil (2). Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa  arsen dapat dideteksi  pada rambut dan kuku dalam jumlah signifikan hanya 30 jam setelah paparan (3). Pada awalnya diduga bahwa arsen  tersebut berasal dari kontaminasi keringat yang mengandung arsen, karena arsen memang diekskresi melalui keringat dan dapat  terikat  pada jaringan
yang mengandung keratin jika ia berkontak. Akan tetapi, penelitian Pearson dan Pounds pada rambut dengan menggunakan metode NAA menyangkal dugaan tersebut
            Arsen yang terdapat didalam kuku dan rambut tak akan berubah konsentrasinya selama bertahun-tahun, kecuali jika jaringan tersebut terpapar dengan lingkungan yang bersifat asam atau basa kuat. Sampai saat ini masih banyak orang yang percaya bahwa bahwa deposit arsen pada rambut mengikuti (secara kasar) kecepatan pertumbuhan  rambut, yaitu  seperempat sampai setengah inchi perbulan. Dengan demikian, maka   lama dan saat paparan arsen pada korban dapat diperkirakan, jika rambut korban  cukup panjang untuk dibagi dalam beberapa bagian dan  dianalisis kandungan arsennya (2) Orang yang meninggal dalam 6-8 jam setelah menelan arsen dalam jumlah overdosis umumnya didalam  rambutnya tidak menunjukkan adanya arsen (3).

Chromium
Chromium berasal dari kata chroma yang berarti warna. Banyak komponen warna yang dapat dibuat dari chromium. Chromium ditemukan oleh Louis Vauquelin di Perancis pada tahun 1797. Chromium terletak di blok d, golongan 6, periode 4. Chromium pada suhu 298 K berwujud padat bersifat antiferomagnetik. Memiliki masa molekul relative 51,9961 g/mol. Memiliki no atom 24 dan memiliki masa jenis 1,15 g/m3.
Keelektronegatifan dari chromium adalah 1,66. Enthalpy pengatomannya adalah 121,8 KJ/mol pada 250 C; Enthalpy peleburannya adalah 15,3 KJ/mol dan enthalpy penguapannya sebesar 341,8 KJ/mol serta memiliki kapasitas panas 23,35 J/mol K dan konduktifitas panasnya sebesar 93,9 W/m K, juga memiliki rasio racun sebesar 0,21. Memiliki kecepatan suara 5940 m/s. Kekerasan Brinell dari Chromium adalah 1120 Mpa, kekersasan mohsnya sebesar 8,5 dan kekerasan vickersnya sebesar 1060 Mpa. Cr juga memiliki nilai modulus yaitu modulus young sebesarr 297 Gpa, modulus shear sebesar 5940 Gpa, dan modulus Bulk sebesar 160 Gpa. Chromium memilki resistvittas electric sebesar 125 Ωm dan konduktivitas electric sebesar 0,0774×106 /cmΩ. Kromium merupakan padatan yang tidak mudah menyala.
  
Kegunaan Chromium
dari Chromium adalah untuk membuat stainless steel, juga digunakan untuk melapisi komponen mobil, untuk magnet pada tape, pisau, untuk laser dan untuk membuat cat. Chromium (VI) Oksida (CrO3) digunakan untuk industri magnet pada tape, magnet yang dibuat dari kromium oksida kualitasnya lebih baik dari besi oksida

Kegunaan Boron
Penelitian pemanfaatan mineral boron dan Belerang dari limbah panasbumi untuk bahan aditif industri gelas dan pupuk pada tahun anggaran 2001 meliputi karakteristik mineral Boron dan Belerang yang ada di dalam limbah panasbumi untuk mengetahui sifat fisika, sifat kimia dan jenis kedua mineral dalam limbah tersebut. Beberapa contoh air telah diambil dari kawah, danau dan sumber air panas di daerah Dieng, Jawa Tengah dan Kamojang/Garut, Jawa Barat dan dianalisis kandungan Boron dan belerangnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan Boron di dalam contoh air yang berasal dari daerah Dieng berkisar antara 4 ppm hingga 15 ppm; yang berasal dari daerah Kamojang/Garut berkisar antara 8 hingga 10 ppm. Kandungan Belerang di dalam conto air yang berasal dari Dieng berkisar antara 2 ppm hingga 15 ppm; yang berasal dari Kamojang/Garut sekitar 10 ppm.

pengertian dan Dampak Zat Barium Terhadap Kesehatan

pengertian dan Dampak Zat Barium Terhadap Kesehatan
Pengertian Barium 
Nama barium berasal dari Yunani barys (βαρύς), yang berarti "berat". Ini menggambarkan kepadatan yang tinggi dari beberapa barium umum yang mengandung bijih. Banyaknya barium adalah 0,0425% di kerak bumi dan 13 μg / L dalam air laut.
Barium (Ba) termasuk logam berat yang berwarna putih perak seperti timah. Barium adalah salah satu logam bumi alkalin. Permukaan logam barium ditutupi dengan lapisan tipis oksida yang membantu melindungi logam dari serangan udara. Barium adalah suatu unsur kimia logam yang menyerupai kalsium tetapi lebih reaktif. Barium tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk murni karena sifatnya reaktifitas atau cepat mengoksidasi di udara. Barium juga bereaksi dengan air dan karbon dioksida dan tidak ditemukan sebagai mineral. Barium paling sering ditemukan sebagai Barite (Baso 4) dan witherite (Baco 3).
Logam terutama ditemukan dalam, dan diambil dari, Barite. Karena begitu larut, hal itu tidak dapat digunakan langsung untuk persiapan
senyawa barium lain, atau barium logam. Sebaliknya, bijih dipanaskan dengan karbon untuk mengurangi ke barium sulfida:

Dampak Barium

Logam berat bersifat tahan urai, sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan. Bahaya barium (Ba) bagi kesehatan manusia yaitu, dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem saraf.
Semua air atau asam larut senyawa barium beracun. Pada dosis rendah, barium bertindak sebagai stimulan otot, sedangkan dosis yang lebih tinggi mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan penyimpangan jantung, tumor, kelemahan, kegelisahan, dyspnea dan kelumpuhan. Hal ini mungkin karena kemampuannya untuk memblokir kanal ion kalium yang sangat penting untuk fungsi yang tepat dari sistem saraf
Barium senyawa, jarang ditemui oleh kebanyakan orang. Semua senyawa barium dianggap sangat beracun meskipun bukti awal muncul untuk menunjukkan bahaya terbatas. Garam barium dapat merusak hati. Menghirup debu yang mengandung senyawa barium dapat terakumulasi dalam paru-paru sehingga menyebabkan kondisi yang disebut baritosis. Debu logam menyajikan bahaya kebakaran dan ledakan, dan barium bubuk dapat menyala secara spontan di udara.
Logam barium harus disimpan di bawah cairan berbasis petroleum (seperti minyak tanah) atau lain yang sesuai oksigen bebas-cairan yang mengeluarkan udara.

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan (Model Keseimbangan Keynesian) Model keseimbangan Keynesian di bangun berdasarkan interpretasi ide-ide Keynes.terutama dalam bukunya,The General theory of Emploiment,Interes, and Money (1936).yang kemudian di kenal sebagai General Theory.
a)   Harga (upah tenaga kerja)dalam jangka panjang cenderung kaku,sehingga pasar tidak selalu berada dalam keseimbangan.
.
b)  Penyebab ambruknya perekonomian kapitalis 1929-1933 adalah tidak stabilnya sector swasta.karena itu untuk memperkuat perekonomian kapitalis perlu campur tangan pemerintah.tetapi tidak dalam proses produksi,melainkan untuk menstimulir permintaan agregat.

Pentingnya Sisi Permintaan Agregat
a.  Komponen-Komponen Permintaan Agregat
1.   Konsumsi rumah tangga (C)
Menurut Keynes,besarnya konsumsi rumah tangga sangat di pengaruhi oleh pendapatan disposable (Yd) saat ini.Fungsi  konsumsi yaitu: C=Co+bYd,dimana pendapatan disposebel adalah pendapatan setelah di kurangi pajak (T),atau Yd=Y-T.sementara pajak di anggap tidak ada,sehingga Yd=Y. Fungsi konsumsi dapat di tulis : C=Co+bY  Dimana: Co =konsumsi otonomus
.
2.   Pengeluaran investasi (I)
Investasi sector dunia usaha berhubungan  terbalik dengan tingkat bunga.Makin rendah tingkat bunga,permintaan investasi makin besar.I=f(r),dimana   ∂I /∂r ≤ 0.untuk sementara ini fungsi infestasi di anggap otonomus.besarnya pengeluaran investasi tidak di tentukan oleh tingkat bunga,melainkan di anggap konstan.Fungsi investasi adalah: I=Io Dimana: Io =investasi otonomus
.
3.   Pengeluaran Pemerintah (G)
Besarnya pengeluaran pemerintah di tentukan oleh berbagai factor,terutama jumlah penduduk dan tingkat pendapatan nasional. G=f(Pop,Y) pendapatan nasional makin besar,impor juga semakin besar. M=f(Y) > 0 Diman: M= impor Y= pendapatan nasional (PDB) Impor di anggap eksogenus,sehingga fungsi impor dapat di tulis: M=Mo ≥ 0 dan ≥ 0 Dimana: Pop= jumlah penduduk (population) Y  = output nasional atau PDB Untuk sementara jumlah penduduk dan PDB di anggap otonomus,sehingga fungsi pengeluaran pemerintah adalah: G= Go
.
4.   Impor (M)
Factor utama yang mempengaruhi besarnya impor adalah pendapatan nasional,di mana ada kecenderungan bila Ekspor (X) Besarnya ekspor memberikan gambaran tentang besarnya permintaan luar negeri terhadap produk domestic.karena itu besarnya ekspor sangat di tentukan oleh factor-faktor eksternal misalnya: pendapatan nasional Negara tujuan ekspor,harga relative,dan selera.fungsi ekspor umumnya di anggap eksogenus. X=Xo Dimana: X=ekspor

b.  Total Pengeluaran Agregat
Total pengeluaran agregat adalah total penjumlahan C+I+G+(X-M).jika pengeluaran agregat di notasikan sebagai AE,maka: AE=C+I+G+(X-M)=Co+bY+Io+Go+(Xo-Mo) Di sederhanakan,maka (Xo-Mo) di notasikan sebagai NX yang merupakan ekspor neto.sehingga persamaan agregat menjadi: AE=Co+bY+Io+Go+NX Jika ekspor neto positif (NX>0)perekonomian menikmati surplus perdagangan dan hal ini akan memperbesar pengeluaran agregat. Jika (NX<0),perekonomian mengalami deficit perdagangan yang menurunkan pengeluaran agregat.persamaan AE dengan menggabungkan seluruh pengeluaran otonomus menjadi satu varibel AE= Co+Io+Go+NX+bY = A+bY  Dimana A merupakan total pengeluaran otonomus (A=Co+Io+Go+NX).

c.    Pendapatan Nasional Dalam Pengeluaran

Dalam analisis Keynesian,besarnya pendapatan nasional(Y) di lihat dari besarnya pengeluaran.besarnya output adalah sama dengan besarnya pengeluaran.namun berdasarkan model konsumsi Keynes, tidak semua output (Y) dibelanjakan,bagian yang tidak di belanjakan itu di sebut tabungan.Total pendapatan menjadi: Y=C+S
Dimana: Y= PDB
C= konsumsi rumah tangga
S= tabungan

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan Perekonomian Tertutup Dua Sektor

Model keseimbangan Keynes yang paling sederhana adalah model perekonomian tertutup dua sector.perekonomian tidak melakukan hubungan ekonomi dengan dunia internasional dan terdiri atas sector : rumah tangga dan usaha.
a.    Output keseimbangan 
Dalam perekonomian tertutup dua sector,pengeluaran agregat adalah total pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi sector dunia usaha
AE    = C + I= Co + bY + I= Co + Io + bY = A + bY
Di mana A adalah total pengeluaran otonomus ( A= Co + Io ) Keseimbangan ekonomi tercapai bila pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Karena tingkat keseimbangan sangat ditentukan oleh besarnya Y*, maka fungsi konsumsi dapat juga ditulis sebagai :
C = Co + bY*
Besarnya Y* dapat dihitung seperti ini:
Y*            = AE = Co + bY* + Io = Co+ Io + bY*= A + bY*
Y* - bY*  = A
(1 – b)Y* = A
Y*            =   
Contoh kuantitatif
Kasus 11.1 Misalkan C = 100+0,8Y dan I=200, maka:
AE      = C+I=100+0,8Y+200 = 300+0,8Y, atau = 300+0,8Y*.
Besarnya Y* dapat dihitung dengan menyamakan Y dan AE.
Y* = AE = 300+0,8Y*
0,2Y*  = 300
Y*       = 1.500
Besarnya out put keseimbangan (Y*) adalah 1.500, yang terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi. Besarnya konsumsi pada kondisi keseimbangan adalah:
C = 100+0,8 (1.500) = 1.300
Besarnya I, karena otonomus, adalah sama dengan 200.
Kondisi keseimbangan dapat digambarkan seperti dalam Diagram 11.4 berikut ini.

c)    Dampak Perubahan Pengeluaran Investasi Otonomus

Kasus 11.1 dikembangkan menjadi kasus 11.2 dengan menganggap investasi otonomus berubah (bertambah) sebanyak 50 unit.
Kasus 11.2
Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, sehigga mengeluarkan agregat juga berubah menjadi:
AE1       = C+I1 = 100 + 0,8Y*+ 250 = 350 + 0,8Y*
Out put keseimbangan yang baru (0,8Y*1) adalah:
Y          = AE = 350 + 0, 8Y*1
2Y*1      = 350
Y*1        = 1.750
∆Y*       = Y*1 - Y*= 1.750 – 1.500
             = 250
Penambahan investasi otonomus sebesar 50 menyebabkan Y* meningkat sebesar 250. Perubahan tingkat pendapatan dalam keseimbangan digambarkan dalam diagram berikut ini.
Diagram 11.5
Dampak Perubahan Pengeluaran (Penambahan)
Investasi Otonomus terhadap Keseimbangan
Dari diagram di atas terlihat bahwa perubahan investasi otonomus sebesar 50 telah menaikan pendapatan nasional sebesar 50.

c)     Dampak Perubahan Konsumsi Otonomus
Sekarang kasus 11.1 dikembangakan menjadi kasus 11.3 di mana yang berubah adalah konsumsi otonomus (Co = ) yaitu naik sebesar 50 unit (∆Co = 50). Kita lihat apa yang terjadi.
Kasus 11.3
Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka fungsi konsumsi menjadi:
C1 = 150 + 0,8Y*
Sedangkan fungsi pengeluaran agregat menjadi:
AE1 = 150, + 0,8Y*+ 200
        = 350 + 0,8Y*
Besarnya out put keseimbangan yang baru (Y*1) dapat dihitung dengan menyamakan Y*1 dan AE1.
Y*1     = AE1
           = 350 + 0,8Y*1
0,2Y*1 = 350
Y*1      = 1.750

Gambar grafis kondisi keseimbangan seperti terlihat dalam diagram berikut ini.
Diagram 11.6
Dampak Perubahan (Penambahan) Konsumsi
Otonomus Terhadap Keseimbangan

Ternyata penambahan pengeluaran konsumsi otonomus sebesar 50 juga menyebabkan penambahan Y*sebesar 250.
d.        Efek Multiplier (Pelipatgandaan)
Kasus 11.2 dan 11.3 menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus (A),yaitu konsumsi otonomus (C) dan atau investasi otonomus (I) telah menyebabkan penambahan Y* berlipat ganda.artinya,penambahan pengeluaran otonomus menimbulkan efek pelipat gandaan terhadap output keseimbangan (Y*). Efek inilah yang di sebut sebagai efek pelipatgandaan atau efek multiplier(multiplier effect). Konsep ini menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus (A). Dalam dua kasus di atas,penambahan A (I atau C) sebesar 50 unit,telah menambah Y* sebesar 250 unit.atau setiap penambahan satu unit pengeluaran otonomus (∆A=1) akan menambah Y* sebanyak 5 unit (∆Y* = 5) atau ∆Y* / ∆A=5. Angka 5 di sebut sebagai angka pengganda atau angka multiplier. Mungkin  yang menjadi pertanyaan adalah apakah angka pengganda selalu sama dengan lima? Jawabnya: tidak selalu,tetapi di tentukan oleh besarnya angka marginal propensity to consume (MPC).untuk membuktikanya mari kita perhatikan persamaan terakhir untuk mendapatkan angka Y*. Y* bY*= A,  dimana A=C+I Y*=
Untuk melihat pengaruh perubahan pengeluaran otonomus terhadap Y*.maka persamaan dapat di tulis: ∆Y* =  Karena dalam contoh di atas MPC=0.8  maka angka multiplier= 1/0.2=5.jika nilai MPC=0.6 angka multiplier =1/0.4=2.5.
Tabel11.1 berikut ini menunjukan besarnya angka multiplier dikaitkan dengan besarnya MPC.

Hubungan Besarnya Angka Multiplier Dengan Angka MPC
MPC
(1-MPC)
Multiplier=1/(1-MPC)
1.00
0.90
0.80
0.75
0.60
0.50
0.40
Dst
0.0
0.10
0.20
0.25
0.40
0.50
0.60
∞(tak terhingga)
10.00
5.00
4.00
2.50
2.00
1.50
        Catatan: Dst= Dan seterusnya,tak terhingga.

Perubahan keseimbangan karena pengaruh perubahan otonomus sifatnya simetris. Maksudnya, jika pengeluaran otonomus berkurang,maka pendapatan nasional dalam keseimbangan juga berkurang sebesar pengurangan pengeluaran otonomus di kalikan angka multiplier.secara matematis dapat di tulis:  ∆Y*= - Tanda negative menunjukan perubahan A negative akan mengurangi Y* sebesar  

e.     Dinamika Proses Pelipatgandaan
Proses pelipatgandaan tidak berjalan seketika, tetapi berulang-ulang sampai tak terhingga.misalnya penambahan investasi otonomus sebesar 100,pada tahap pertama akan meningkatkan permintaan agregat sebesar 100 juga, sehingga meningkatkan pengeluaran konsumsi sebesar 80 (ingant: ∆C= ∆Y x MPC, di mana MPC dalam kasus-kasus di atas =0.8). pada tahap kedua penambahan konsumsi sebesar 80 akan meningkatkan permintaan agregat sebesar 80.tahap ketiga pengeluaran agregat,yang berarti peningkatan pendapatan, akan meningkatkan konsumsi sebesar 80x0.8=64. Begitu, seterusnya. Damnpak pengaruhnya dalam perputaran tak terhingga bias di ketahui dengan menggunakan rumus penjumlahan deret ukur suku tak terhingga (S∞),yaitu ∆Y=∆I/(1-b). Dalam kasus 11.2 besarnya ∆I=50 =∆A,sehingga besarnya ∆Y sampai putaran tak terhingga adalah: ∆Y=∆I/(1-b)=50/(1-0.8)=50/0.20=250. Dalam kasus 11.3 besarnya ∆C=50= ∆A,sehingga besarnya ∆Y sampai putaran tak terhingga adalah: ∆Y=∆C/(1-b)=50/(1-0.8)=50/0.20=250.

Dinamika penggandaan perubahan pengeluaran otonomus
putaran
Perubahan
pendapatan
Perubahan
konsumsi
Pertama
kedua
ketiga
keempat
kelima
Dst
100
80
64
51.2
40.96
80
64
51.2
40.96
32.77


Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan Perekonomian Tertutup Tiga Sektor

Model ekonomi tiga sector pemerintah,yang di wakili oleh pengeluaran pemerintah (G) 
a.     Output  Keseimbangan
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi:
AE= C+I+G
      = C+bY+I+G
      = C+I+G+bY
      = A+bY

Dimana A sekarang terdiri atas (C+I+G).
Sama halnya dengan model dua sector,dalam model tiga sector output keseimbangan dapat di hitung dengan menyamakan Y dan AE. Kasus 11.1 kita kembangkan  menjadi kasus 11.4 dengan menambah fungsi pengeluaran pemerintah.

Contoh kuantitatif
Kasus 11.4
Misalkan fungsi pengeluaran perintah adalah G= 300 maka pengeluaran agregat menjadi:
AE      = C+I+G
           = 100+ 0,8Y*+200+300 = 600+0,8Y
Y*      = AE= 600+ 0,8Y*
0.2Y* =  600
Y*      = 3.000
Pada tingkat keseimbangan, besarnya C= 100+ 0,8 (3.,000) = 2.500, sedangkan I=200 dan G = 300.
Kondisi keseimbangan perekonomian  Tertutup 3 Sektor

b.        Dampak  Perubahan Pengeluaran  Pemerintah
Pemerintah  dapat mempengaruhi tingkat output keseimbangan dengan menambah  atau mengurangi pengeluaranya. Besarnya efek perubahan pengeluaran pemerintah adalah sama dengan pengaruh perubahan investasi (I) atau konsumsi otonomus (C), sehingga dampak perubahan pengeluaran pemerintah terhadap  perekonomian dapat di tulis sebagai:  ∆Y =   
Kasus 11.5 Kasus 11.4 di kembangkan menjadi kasus 11.5 dengan menganggap pengeluaran otonomus pemerintah bertambah sebesar 100, sehingga C = 400. Pengelueran agregat menjadi :  
AE      =  C+I+G=  100+ 0,8Y* + 200 + 400 =   700 + 0,8Y*
Y*      =  AE =  700+ 0,8Y
0,2Y*= 700 Y*’     =  3.500 atau ∆Y* = Y*– Y* = 3500  - 3000= 500, dimana 500=100/(1-0,8).
Persamaan di atas menunjukan bahwa injeksi pemerintah lewat pengeluaran dapat menstimulir pertumbuhan ekonomi,dilihat dari peningkatan output  yang beberapa kali lipat dari pada penambahan pengeluaran pemerintah. Bagi masyarakat,meningkatnya output berarti meningkatnya pendatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi,yang berarti meningkatkan kesejahteraan.

4.    Model Perekonomian Empat  Sektor (EkonomiTerbuka )
Dalam model  empat sector ,perekonomian di anggap melakukan interaksi dengan dunia luar, melalui ekspor dan impor barang.sektor impor-ekspor ini di sebut juga sector luar negeri (sector ke empat). Karenanya, model perekonomian empat sector di sebut juga sebagai model perekonomian terbuka.

a.     Output  Keseimbangan
AE  = C+I+G+ (X-M) = C+I+G+NX
       = C+bY+ I+G+ (X- M)
       =  C+I+G+NX+ bY                                                
       =  A+bY
Dimana A sekarang terdiri atas (C+I+G+NX) Output keseimbangan tercapai bila Y=AE
Contoh kuantitatif Kasusu 11.6 Kasus 11.4 di kembangkan menjadi kasusu 11.6 dengan menambahkan X=75 dan M=25,sehingga:
AE  =  C+I+G+(X- M) = C+I+G+NX
       =   C+bY + I+G+(X-M)
       =   C+bY+G+NX+bY
       =   A+bY

Dimana A terdiri atas (C+I+G+NX) Output kesetimbangan tercapai bila Y=AE
Contoh kuantitatif Kasus 11.6 Kasus 11.4dikembangkan menjadi kasus 11.6 dengan menambahkan X=75 dan M=25,sehinga:
AE=C+I+G+(X-M)=C+I+G+NX
     =100+0,8Y+200+300+(75-25)=100+0,8Y+200+300+50
     =650+0,8Y
Output kesetimbangan (Y*):
Y*      =AE=650+0,8Y
0,2Y*=650
Y*      =3.250

c.    Dampak Surplus Neraca  Perdagangan
Dalam telah ekonomi internasional,nilai NX member informasi  tentang salah satu neraca pembayaran,yaitu neraca perdagangan.jika NX>0,ekspor>impor,yan berarti terjadi surplus neraca perdagangan .jika NX<0,yang terjadi adalah sebaliknya.Dengan menggunakan model efek pelipatgandaan,akn terlihat bahwa bila yang terjadi  ∆NX>0,output kesetimbangan (Y*) akan meningkat beberapa kalilipat sesuai besarnya angka pengandaan.Sebaliknya jika neraca perdagangan  memburuk ,dimana ∆NX<0,output kesetimbangan dengan cepat pula.Hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan di bawah ini:
     Kasus 11.7
Misalkan kasus 11.6 dikembangkan menjadi kasus 11.7,dengan menganggap eks naik menjadi 125 sedangkan impor tetap 25,maka NX=100.Dengan demikian  ∆NX=50,maka teoritis Output kesetimbangan akan naik sebesar 250 unit.Kita buktikan X = 125 dan M=25. AE=C+I+G+(X-M)=C+I+G+NX
     =100+0,8Y+200+300+(125-25)
     =700+0,8Y
Output kesetimbangan yang baru(Y*):
Y*          =AE=700+0,8Y
0,2Y*  =700
Y*        =3.500
∆Y*      =Y*-Y*=3.500-3.250=250(terbukti)
                                                                                                  
·       Uang,Tingkat  Bunga,dan Keseimbangan Ekonomi
Menurut Keynes,tingnkat bunga merupakan indicator kelangkaan uang. Tingkat bunga yang meningkat mengindikasikan tambahan permintaan uang lebih besar dari pada tambahan penawarannya.begitu juga sebaliknya. Bila kembali kepada teori Keynes tentang uang dapat digambarkan dalam diagram 11.12.
Kurva penawaran uang adalah tegak lurus,karena jumlahnya di tentukan oleh keputusan otoritas moneter (Bank Sentral). Sedangkan kurva permintaan mempunyai kemiringan (slope) negative, yang menunjukan jika tingkat bunga makin rendah, permintaan akan uang bertambah. Diagram 11.12 menunjukan keseimbangan awal terjadi di titik E,pada saat Mberpotongan dengan M.yang perlu di perhatikan dengan cermat adalah Mmerupakan permintaan akan uang pada saat tingkat pendapatan Y.
Tindakan pemerintah menambah jumlah uang beredar,sehingga kurva Mbergeser ke M, akan menurunkan tingkat  bunga keseimbangan dari rke r,selama tinngkat pendapatan tetap Y.tingkat bunga keseimbangan akan kembali ke rbila permintaan uang meningkat yang di tunjukan dengan pergeseran kurva Mke M. pergeseran tersebut di mungkinkan biula tingkat pendapatan juga meningkat menjadi Y.sebab Madalah permintaan akan uang pada saat pendapatan sebesar Y.
Mungkinkah penambahan    jumlah uang beredar akan meningkatkan output? Menurut kaum Keynesian :  mungkin! Sebab penambahan jumlah uang beredar pada awalnya akan menurunkan tingkat bunga. Penurunan tingkat bunga akan meningkatkan permintaan akan investasi,yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional.