Senin, 30 Juli 2012

Dampak Pembuangan Tinja terhadap lingkungan Biotik dan Abiotik


Tinjaadalah bahan buangan yang dikelurkan oleh tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan disepanjang system saluran pencernaan (tractusdigestifus). Tinja  juga dapat mengundang kedatangan lalat dan hewan-hewan lainnya, lalat yang hinggap di atas tinja yang mengandung kuman, dapat menularkan kuman-kuman itu lewat makanan yang dihinggapinya, dan kemudian manusia memakan makanan tersebut sehingga berakibat sakit
Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan seringkali berhubungan dengan kurangnya penyedian air bersih dan fasilitas kesehatan lainnya, hal yang demikian ini dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang ditularkan oleh tinja dan Lebih dari 50 jenis infeksi oleh virus, bakteri, protozoa, dan cacing ataupun mikroorganisme dapat ditularkan dan diderita oleh masyarakat.

Tinjadan limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia karena dapat mengakibatkan bau yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian serangga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam, dan tikus. Apabila pembungan tinja dan limbah cair tidak ditangani sebagaimana mestinya maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencemaan.
Tinja (excreta) manusia dapat mengganggu estetika atau keindahan,kenyamanan dari manusia apabila tinja tersebut tidak ditangani dengan baik.  Oleh karena itu keberadaan jamban sangat dibutuhkan agar dapat digunakan oleh masyarakat.
2.    Pengetian Lingkungan Biotik Dan Abiotik
Lingkungan terdiri dari dua komponen yaitu komponen lingkungan biotik dan  lingkunganabiotik, jika komponen biotic berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan abiotik yang mendukung kehidupan  komponen biotik, lingkungan tersebut berada dalam keadaan seimbangan atau stabil.

a.         Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Lingkungan biotic adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.Komponen biotic adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
b.        Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan sebagainya. Lingkungan abiotik komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau subtract tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervriasi dalam ruang dan waktunya.
3.    Dampak Pembuangan Tinja Terhadap Lingkungan Biotik Dan Abiotik
Pembuangan Tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat  memberikan dampak bagi  manusia dan lingkungan.
a.    Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan biotik
1).  Dampak Air limbah tinja  bagi kehidupan vector.
Air limbah tinja yang di buang kelingkungan (tanah dan badan air) banyak menimbulkan masalah vector, comberan yang terdapat di dekat rumah sangat cocok untuk bersarang berkembang biaknya lalat, nyamuk dan tikus juga menyenangi tempat-tempat tersebut untuk mencari makanannya. Air limabah yang tergenang di parit, dan badan air yang lain juga merupakan sarang maupun berkembang biaknya beberapa jenis nyamuk.Air limbahyang berhubungan dengan  kehidupan vector di sebut water related vector.
2).  Dampak limbah tinja terhadap kehidupan biota  dan tumbuhan.
Kandungan  zat pencemar pada  limbah  tinja akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air.  Sehingga  akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun pada tinja  yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. mengakibatkan  matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
3). Dampak tinja terhadap manusia
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000juta gram (194.000 ton). Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar,
Penyakit - Penyakit yang  bersumber dari  tinja  manusia di keloompokkan kedalam empat golangan yaitu

§  Virus :
Rotavirus  ( Diare pada anak )
Virus Hepatitis A ( Hepatitis A )
Virus Poliomyelitis ( Polio )
§  Bakteri :
Vibrio cholerae ( Cholera )
Escherichia Coli ( Diare/Dysenterie )
Salmonella typhi (Typhus abdominalis )
Shigella dysenteriae( Dysenterie )
§  Protozoa :
- Balatidium coli ( diare, disentry )
- Entamoeba histolyka ( disentry  amoeba, abses hati )
- Giardia Lambria ( diare amoeba dan malabsorpsi )
§  Cacing :
- Ancylostoma ( Penyakit Ancylostomasis )
- Ascaris Lumbricoides ( Ascariasis )
- Shistosoma japanicum (Schistosomiamis )
- Taenia saginata ( Taeniasis )
- Taenia solium ( Taeniasis )
- Tricuris tri chiura ( trichuriasis )
§  Tempat vektor penyakit : nyamuk, lalat, kecoa.
b.    Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan abiotik

1). Dampak terhadap air dan Tanah
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa. Pencemaran air  oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur contohnya(sumur dangkal di Jakarta), Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
2). Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
4.    Pencegahan Kontaminasi Tinja
Untuk mencegah atau sekurang- kurangnya mengurangi kontaminasi tinja dengan lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya harus dilakukan di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban keluarga disebut sehat apabila memenuhi syarat antara lain : Menurut Ehlers dan Steel (dalam Entjang, 2000)
-       Tidak boleh mengotori tanah.
-       Tidak boleh mengotori air permukaan.
-       Tidak boleh mengotori air tanah dalam.
-       Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembang biakan vektor penyakit lainnya.
-       Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
-       Pembuatannya mudah dan murah.
-       Dan dapat diterima oleh pemakainnya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan tinja atau kotoran manusia yaitu:
a)    Penempatan jambanharus lebih rendah atau sam tinggi dengan lokasi air minum.
b)   Jarak minimal 15m untuk jamban letaknya lebih tinggi dari sumber air minum.
c)    Pada tanah berpasir jarak antara jamban dengan sumber air minum yaitu 7,5m.
d)   Pada tanah yang homogen kemungkianan pencemaran air tanah 0,apabila dasar jamban berjarak lebih dari 1,5m diatas permukaan air tanah atau apabila dasar kolam pembuangan berjarak lebih dari 3m diatas permukaan air tanah.
e)    Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban cebluk, kakus bor, kolam penampungan dan sumur resapan didaerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu kapur, karena pencemaran dapat terjadi secara langsung melalui saluran tanah tanpa filtrasi alami ke sumur yang jauh atau sumber penyediaan air minum lainya.
Manfaat Pengolahan Tinja Manusia:
Ø Memotong jalur transmisi pada sumbernya.
Ø Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
Ø Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyaki.
Ø Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar