Selasa, 17 Juli 2012

Laporan Praktikum Identifikasi Pinjal Tikus

Latar Belakang
penyakit “kencing tikus” atau nama sebenarnya adalah penyakit Leptospirosis adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan suatu jasad renik tertentu yang dinamakan Leptospira. Leptospirosis dapat menyerang manusia atau haiwan dan digolongkan sebagai penyakit zoonosis, ertinya menular dari haiwan ke manusia, dan penularan ini sering terjadi secara kebetulan. Penyakit Leptospirosis ini masih menjadi permasalahan kesihatan masyarakat terutama di negara tropis dan subtropis di negara berkembang. Hal ini akibat antara lain curahan hujan yang tinggi, kesihatan lingkungan yang kurang baik, terutama berkait dengan masalah sampah. Peratus penyakit leptospirosis di Indonesia cukup tinggi dan angka kematian kerana penyakit ini cukup besar. Indonesia menepati peringkat ketiga di dunia. Kuman Penyebab Penyebab penyakit Leptospirosis adalah spesies Leptospira Interrogans yang mampu menyebabkan penyakit (patogen) pada manusia. Ada pula spesies lain yang tidak patogen, iaitu Leptospira Biflexa. Leptospira berbentuk spiral dengan ukuran 0,1 mm x 6 - 20 mm, selalu bergerak, dapat hidup di air tawar selama kurang lebih 1 bulan, biasanya cepat mati di air masin. Setiap spesies leptospira terbahagi menjadi puluhan serogrup dan terbahagi lagi menjadi puluhan, bahkan ratusan serovar. Saat ini, Leptospira interrogans yang bersifat patogen telah dikenal lebih dari 200 serovar. Jasad renik ini biasanya hidup di dalam ginjal haiwan pejamu (inang) dan dikeluarkan melalui air kencing (urin) saat berkemih. Haiwan pejamu tersebut antara lain tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, kelelawar, tupai dan landak. Tikus sering menjadi bagi pelbagai serovar leptospira Cara Penularan Penularan dari haiwan ke manusia dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, sedangkan penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Penularan langsung biasanya. Tujuan Praktikum
ü Mengetahui jumlah pinjal pada tubuh vektor
ü Mengidentifikasi species vektor berdasrkan tabel morfologi
ü Mengetahui jenis pinjal dan cara identifikasi
Manfaat Praktikum
ü Menambah dan memperkuat pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya yang berkaitan dengan vector
ü Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di peroleh dalam Bangku Kuliah.
ü Menjadikan mahasiswa yang mandiri, dan mempunyai keterampilan
ü Menjadikan mahasiswa terampil didalam mengoprasikan sebuah alat raboratorium
Konsep Teori
Vector Tikus merupakan hewan penggerat (Rodensia) yang lebih di kenal sebagai hama tanaman perusak barang di gudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan Rodensia. Komensial yaitu Rodensia yang hidup di dekat tempathidup atau kegiatan manusia ini perlu di perhatikan dalam penularan penyakit. Penyakit yang di tularkan dapat di sebabkan oleh infeksi sebagai agent penyakit dari kelompok virus,rickketsia,bakteri,protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat di tularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah,urin dan fecesnya.
Pinjal adalah serangga dari ordo Siphonoptera berukuran kecil (antara 1,5 mm) berbentuk pipi di bagian samping (Dorso Lateral). Kepala,dada,perut terpisah secara jelas pinjal tidak bersayap,berkaki panjang terutama kaki belakang bergerak aktif di antara rambut Inang dan dapat meloncat. Vector ini bewarna coklat muda dan tua,di temukan hamper di seluruh tubuh Inang yang di tumbuhi rambut. Pinjal dewasa bersifat parasitic sedangkan pradewasanya hidup di sarang tempat berlindung atau tempat – tempat yang sering di kunjungi vekyor.
Alat dan Bahan
1. Alat
ü masker
ü mikroskop
ü sisir kutu
ü Cermin
ü mistar
ü piset
ü timbangan
2. Bahan
ü Cairan choloroform
ü Cairan densol
ü Sarung tangan
ü Kertas
ü Kertas bening
ü Air
ü Tikus/vector
ü Spoit 3cm / 1cm
ü Cawang petri preparat
Waktu dan Lokasi Praktikum
Waktu Praktek : di laksanakan pada tanggal 15 Desember 2011
Lokasi Praktek : ===============================
Prosedur Kerja
1. pembiusan
Ø Siapkan tikus pada perangkap yang sudah di sediakan terlebih dahulu untuk sampel
Ø Siapkan dua plastik transparan dan letakkan di atas meja, masukan vektor yang sudah terperangkap kedalam plastik sudah di siapkan.
Ø Ambil spoit 3cc dan masukkan chloroform 2,5cc,setelah itu lakukan pembiusan dengan cara di suntik pada daerah sekitar vektor dan menunggu dalam beberapa menit,pastikan vektor sudah tidak bergerak,selanjutnya letakkan vektor pada plastik bening / cermin di bagian tengah dengan posisi vektor terlentang
2. identifikasi morfologi
Ø Angkat vektor lalu di timbang pada timbangan yang sudah tersedia,selesai di timbang,kemudian di turunkan kembali
Ø Ambil mistar, dan lakukan pengukuran pada vektor hasil pengukuran di sesuaikan dengan tabel morfologi.
3. Penyisiran oinjal dan identifikasi dengan mikroskop
Ø Lakukan penyisiran secra berulang – ulang dengan cara tangan kiri memegang ekor tikus dan penyisiran menggunakan tangan kanan,apabila tikus di letakan diatas kertas bening penyisiran dilakukan daribagian kepala ke ekor.
Ø Ambil air dengan lidi yang sudah terpasang kapas bagian unjungnya kemudian basahi dengan cara di celupkan pada air dan ratakan air tersebut pada cawang petrik.
Ø Ambil butiran pinjal yang jatuh pada plastik transparan dan letakan di atas preparat serta di tutup dengan cawang petrik.
Ø Pinjal yang telah ditutup dengan cawang petrik.Selanjtnya letakan di kaca preparat diatas meja preparat mikroskop untuk di identifikasi.
Hasil Praktikum
Berdasarkan identifikasi hasil yang di temukan tikus (vector)
1. Pada pengukuran vector
Ø panjang vektor dari moncong sampai ujung ekor vector (TL) 385 mm
Ø panjang ekor vector dari anus sampai ekor (T) 200 mm
Ø panjang kepala dari moncong sampai lekukan leher 65 mm
Ø panjang kepala dan badan (HB) 240 mm
Ø panjang telapak kaki (H) 40 mm
Ø lebar telinga (E) 23 mm
Ø lebar sepasang gigi pengerat 3,5 mm
Ø jumlah mamaennya atau putting susu tidak ada karena sampel vektornya vector jantan
2. Ciri – cirri morfologi vector
Ø Tekstur rambut lembut dan halus
Ø Bentuk hidung kerucut
Ø Bentuk badan silendris
Ø Warna badan dorsal (WBD) coklat hitam dan kelabu
Ø Warna badan ventral (WBV) coklat kelabu dan pucat
Ø Warna ekor dorsal (WED) gelap
Ø Warna ekor ventral,gelap agak pucat
Ø Berat tikus atau bobot 500 gram
Ø Jumlah gigi 8
3. Habitat vector yaitu : gudang di kota – kota,pelabuhan,pemukiman manusia di pesisir pantai,got
4. Pinjal pada vector
Pinjal vector memiliki :
Ø Antenna
Ø Kepala
Ø Rambut pornotal
Ø Spirakel
Ø Spermateka
Ø Meral rod
Ø 6 pasang kaki
Kesimpulan
Hasil dari identifikasi dapat di simpulkan bahwa vector yang di identifikasi tersebut adalah vector rumah atau Rattus Rattus. Vektor rumah adalah jenis vektor yang tidak bisa berenang seperti vector got,namun uniknya vector rumah pandai memanjat lebih gesit di banding vector got,bahkan berani untuk melompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Vector ini memakan segala namun ia lebih menyukai untuk memakan jenis Bulir,perkembangbiakannya kapan saja ia mau maksimal menghasilkan 10 anak vector dalam 1 kali kelahiran DAFTAR PUSTAKA
Bambang kusuma – 2007 – referensi kesehatan lingkungan_penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus ( sumber situs : id.kesehatan,co.html/penyakit-kencing-tikus/php/67384/co )

Team Workshop, 2011
Hadi Kusumam – 2003 - identifikasi tikus ( sumber situs : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3673/1/fkm-fazidah3.pdf )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar