Sabtu, 28 Juli 2012

Dampak tinja terhadap kesehatan manusia

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harusmemenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang kedalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban.Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang danmengumpulkan kotoran sehingga kotoran itu tersimpan dalam satu tempat tertentudan tidak menjadi sarang penyakit. Menurut Josep Soemardji (1999)
pembuangan tinja adalah pengumpulankotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yangada pada kotoran manusia mengganggu estetika.Berarti jamban keluarga sangatberguna bagi kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnyabermacam penyakit yang disebabkan oleh kotoran yang tidak dikelola baik.Jamban atau sarana pembuangan kotoran yang memenuhi syarat adalah upayapenyehatan lingkungan pemukiman. Sarana jamban yang tidak saniter berperanterhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kotoran Manusia ialah segala benda atau zat yang dihasilkan oleh tubuh dan dipandang tidak berguna lagisehingga perlu dibuang ( Notoatmodjo,1996 ).
Merupakan hasil dari proses akhir yang berlangsung dalam tubuh manusia, maka terjadi pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan kedua jenis kotoran manusia ini menyebabkan masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja yang layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan akan dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong water borne diseases akan mudah berjangkit.

Pengaruh Tinja bagi Kesehatan Manusia :
Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempat, selain fakor fisiologis, juga budaya dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yangdihasilkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Isi dan komposisi tinja tergantungdari beberapa faktor yaitu diet, iklim, dan status kesehatan (Sukarni, 1994).Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media penularanpenyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogenyang dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: salmonella,vibriokolera, amuba, virus, cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dll. Kotoranmengandung agen penyebab infeksi masuk saluran pencernaan (Warsito,1996).Penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan yaitu :
1.Penyakit Enteric atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun
2.Penyakit infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa
3.Infeksicacingsepertischitosomiasis,ascariasis,ankilostosomiasisHubungan antara pembuangan tinja dengan status kesehatan penduduk bias langsung dan tak langsung. Efek langsung bisa mengurangi incidence penyakityang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti kolera, disentri, typus,dsbEfek tidak langsung dari pembuangan tinja berkaitan dengan komponen sanitasilingkungan seperti menurunnya kondisi higiene lingkungan. Hal ini akanmempengaruhi perkembangan sosial masyarakat dengan mengurangi pencemarantinja manusia pada sumber air minum penduduk ( Kusnoputranto,1995).
Kotoran dari manusia yang sakit atau carier dari suatu penyakit adalah suatu sumber infeksi. Kotoran yang mengandung agen penyakit dapat ditularkan pada host yang baru antara lain melalui lalat. Untuk mengurangi pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat secara
1. Langsung : Penurunan insiden penyakit typhoid abdominalis, cholera, dysentry bacillary, dll.
2. Tidak langsung : Peningkatan kondisi kebersihan lingkungan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga terjadi penurunan insiden penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air yang tercemar, atau penyakit yang penyebabnya tidak langsung berhubungan dengan air yang tercemar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja antara lain :
1. Agen penyebab penyakit
2.Reservoir
3.Cara menghindar dari reservoir
4.Cara transmisi dari reservoir ke pejamu potensial
5.Cara penularan ke pejamu baru
6.Pejamu yang rentan (sensitif)
Apabila salah satu faktor diatas tidak ada, maka penyebaran tidak akan terjadi atau memutuskan rantai penularan dengan Sanition. Barrier. Faktor-faktor yang mempengaruhi jarak yang aman antara lubang kakus dengan sumber air minum:
Faktor hidrobiologi:
- Kedalaman air tanah
- Arah dan kecepatan aliran air tanah
- Porositas dan permeabilitas tanah (kerikil,batu, pasir) sehingga jarak yang di tempuh lebih jauh, sedangkan tanah liat jarak yang ditempuh lebih pendek.
Topografi tanah
Kondisi lapisan permukaan tanah,dataran tinggi atau rendah dan sudut kemiringan tanah.
Metereologi
Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, letak sumur harus lebih jauh jaraknya dengan kakus.
Jenis mikroorganisme
Bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan hidup pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan. Sedangkan pada tanah yang kering hanya dapat bertahan hidup selama 1 bulan.
Kebudayaan
Terdapat kebiasaan masyarakat membuat sumur tidak ada/tanpa dinding sumur yang terbuat dsri semen. Frekuensi pemompaan
Semakin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak maka kecepatan aliran air tanah makin cepat untuk mengisi kekosongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar