Senin, 25 Juni 2012

Latar Belakang Hipertensi Penyakit darah tinggi di indonesia



Hipeertensi ( Penyakit Darah Tinggi )

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).
Penulisan tekanan darah seperti 110/70 mmHg adalah didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung. Nilai yang lebih tinggi (sistolik) menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung, nilai yang lebih rendah (diastolik) menunjukkan fase darah kembali ke dalam jantung.
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut WHO
di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder adalah hpertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni  mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.
              Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat. Banyak orang menderita penyakit ini tetapi tidak menyadari keluhan yang khas selama belum ada komplikasi organ tubuh. Adapun faktor yang berpengaruhi terjadinya hipertensi adalah faktor genetik, jenis kelamin, stres, umur, obesitas, dan konsumsi garam dan alkohol,(blogdokter 2007)
             Asupan kalium yang memandai sangat penting untuk mempertahankan tekanan darah rendah. Masalah ini menjadi penting khususnya jika pasien terapi diuretik yang meningkatkan ekskresi kalium. Pasien harus di anjurkan untuk menkonsumsi makanan dengan kandungan kalium yang memadai sehingga kadar serum kalium yang normal dapat di pertahankan efektivitasi terapi antara hipertensi (Hartono 2006)
       Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus Hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000 di prediksi ini di dasarkan pada angka penderitaan hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini (http://wwwtotalkesehatan anda.com)
 Berdasarkan data yang telah di kumpulkan di temukan prevelensi pada penyakit  Hipertensi di provinsi malauku khususnya di RSUD Tulehu ambon pada tahun 2009 dengan jumlah pasien sebanyak 125 orang pada tahun2010 mengalami penyakit dengan jumlah pasien sebanyak 115 orang, sedangkan 2011 mengalami penurunan dengan jumlah pasien sebanyak 55 orang (Rekam medic RSUD Tulehu ambon)
           Dari data di atas dapat di katakan bahwa dua tahun terakhir dari 2009- 2010 mengalami peningkatan dan pada tahun terakhir 2011 mengalami penurunan, melihat penurunan prevelensi yang tidak begitu besar, maka dari itu penyakit hiperteni masih memerlukan perawatan.
 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang
memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk
otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot
jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia
                Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh karena angka prevalensinya yang tinggi. Di Indonesia, sampai saat ini belum terdapat penyelidikan yang bersifat nasional, multisenter, yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi secara tepat. (Suyono, at all, 2001, H: 453 - 454).
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan, penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya non spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi tidak dirawat maka mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark Miokardium, stroke, atau payah ginjal. Penemuan dini hipertensi dan perawatan yang efektif dapat mengurangi kemungkinan morbilitas dan mortalitas. Dengan demikian pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti penting dalam perawatan hipertensi. (Sylvia, 1995 : 533).
           Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, teperti penyakit jantung (Congestif Heart Failure - CHF), gagal ginjal (end stage renal disease), dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95 melaporkan hipertensi
esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini jika tidak dilakukan penangulangan dengan baik keadaan ini cenderung alkan meningkat (Doengoes, 2000).
Penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderit, Dari pasien hipertensi dengan riwayat kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%, sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir malah dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Hasil
ini diduga karena keterbatasan fasilitas di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Anwar, 2008).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini ( Kartari, 2000).
Dalam satu atau dua tahun mungkin tekanan darah normal, tapi pasti akan mengunjungi di kesempatan berikutnya. Pada sebagian kasus memang bisa disembuhkan total. Tapi presentase kecil. Itu pun hanya hipertensi ringan. Yang bisa Anda lakukan mengontrolnya dengan
mengomsumsi obat penurun hipertensi dan menjalankan pola hidup sehat (Lawrance, 2002.).
Penanganan hipertensi dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau, diit tinggi serat dan diit rendah energi bagi penderita hipertensi yang juga obesitas. Pasien hipertensi supaya banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah. Pengubahan pola hidup dapat berupa penurunan berat badan jika
overweight; membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur; mengurangi konsumsi garam, mempertahan konsumsi natrium, kalsium, magnesium yang cukup, dan berhenti merokok. Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan dan sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam kehidupan sehari- hari (Willy, 2007).
              Hipertensi perlu mendapatkan perawatan serius karena, peningkatan tekanan darah yang menahun, secara patofisiologis dapat menimbulkan masalah keperawatan baik aktual maupun resiko yang berdampak pada penyimpangan pada kebutuhan dasar manusia seperti kardiak output yang meningkat, intoleransi aktivitas, gangguan rasa nyaman nyeri: kepala, nutrisi lebih dari kebutuhan, koping inefektif dan kurang pengetahuan. Dan apa bila hal ini tidak ditangani akan menimbulkan berbagai jenis komplikasi penyakit, bahkan menimbulkan kematian.
Berdasarkan data yang diperoleh ruang interna wanita RSUD tulehu ambon  untuk tahun 2009 - 2010, angka kejadian hipertensi sebanyak 240 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar