Selasa, 26 Juni 2012

Laporan Praktikum metode Pembuatan Incinerator Sederhana

Oleh : Baiyu Kasilaya , 2011 Laporan Praktikum metode Pembuatan Incenerator Sederhana
Latar Belakang
Lambatnya perkembangan dan pertumbuhan perekonomian, diantaranya dikarenakan tidak meratanya pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur yang, tidak dibarengi dengan sosialisasi regulasi serta penerapan nya, sehingga sering terjadi arogansi aparat maupun pengelola yang tidak mengakomodasi keberadaan masyarakat sekitar, bahkan sering ditudingkan mengambil hak mereka. namun ironisnya semakin membuat jarak antara masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan masyarakat yang berpenghasilan menengah dan atas.
Pengelolaan persampahan umumnya tidak dilakukan secara konsisten dan konsekuen sesuai dengan konsep awal, sehingga dalam perjalanan nya sering melanggar dan berbenturan dengan berbagai pelanggan antara lain aspek sosial budaya, hukum , lingkungan, hak asasi, dan lain sebagainya. Pengaturan dan pengelolaan sampah saat ini pada dasarnya hanya terpaku kepada teknis saja, padahal yang terpenting adalah bagaimana caranya pihak pengelola dapat mengedepankan kepentingan masyarakat melalui sosialisasi yang transparan dalam penanganan sampah.
Salah satu metoda alternatif penanganan pengelolaan sampah dengan skala kecil dapat diterapkan di tingkat RT/ RW, Kelurahan dan Kecamatan dengan pola pembakaran berteknologi (Incinerator Mini). Pada prinsipnya sampah dapat dikelola dengan pembakaran yang ramah lingkungan, meskipun terkadang kita belum bisa menerima teknologi ini, karena masih menganggap biaya mahal dan anggapan sementara masih mempunyai dampak lingkungan. Penulis mengajak marilah kita mencoba untuk “ Berfikir Global – namum Bertindak Lokal “ artinya kita dapat melihat majunya teknologi tetapi kita dapat melakukan yang ada dihadapkan kita ada, salah satu pilihannya yaitu dengan teknologi pembakar sampah “ pilot project ” skala kecil atau sedang yang telah diproduksi di Indonesia.
Teknologi incinerator ini adalah salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan pembakaran pada suhu tinggi, dan secara terpadu dapat aman bagi lingkungan sehingga pengoperasian nya pun mudah dan aman, karena keluaran emisi yang dihasilkan berwawasan lingkungan dan dapat memenuhi persyaratan dari Kementerian Lingkungan Hidup sesuai dengan Kep.Men LH No.13/ MENLH/3/1995.
Incenerator adalah tempat dan peralatan yang dipergunakan untuk pembakaran sampah. satu yang dihasilkan dari kemajuan teknologi adalah sampah. agar tidak berserakan diperlukan tempat penampungan yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai tempat pembakaran.
Tujuan Praktikum
...........................................................................................................
.........................................................................................................
...........................................................................................................
Manfaat praktikum
........................................................................................
.........................................................................................
...................................................................................;.....
Konsep Teori 
Salah satu metoda alternatif penanganan pengelolaan sampah dengan skala kecil dapat diterapkan di tingkat RT/ RW, Kelurahan dan Kecamatan dengan pola pembakaran berteknologi (Incinerator Mini). Pada prinsipnya sampah dapat dikelola dengan pembakaran yang ramah lingkungan, meskipun terkadang kita belum bisa menerima teknologi ini, karena masih menganggap biaya mahal dan anggapan sementara masih mempunyai dampak lingkungan. Penulis mengajak marilah kita mencoba untuk “ Berfikir Global – namum Bertindak Lokal “ artinya kita dapat melihat majunya teknologi tetapi kita dapat melakukan yang ada dihadapkan kita ada, salah satu pilihannya yaitu dengan teknologi pembakar sampah “ pilot project ” skala kecil atau sedang yang telah diproduksi di Indonesia.
Incenerator  adalah tempat dan peralatan yang dipergunakan untuk pembakaran sampah. satu yang dihasilkan dari kemajuan teknologi adalah sampah. agar tidak berserakan diperlukan tempat penampungan yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai tempat pembakaran.
Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum adalah:
- Waktu : Pukul 09.00 WIT
-  Lokasi -------------------------
Alat dan Bahan
    Alat :
·      Betel/pahat baja/gurinda
·      Bor listrik + mata bor
·      Palu
·      Penggaris
·      gergaji besi
·      alat tulis
·      alat pemotong besi
    Bahan :
·      Drum Bekas
·      Besi cor ukuran 8
·      Kawat beton (bendrat)
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang ditentukan adalah:


  • siapkan alat dan bahan 
  • drum pada salah satu bagian atas atau bawah yang dilepaskan dengan menggunakan betel atau  gurinda 
  • buat lubang pada sisi bawah dengan ukuran 20x20 cm dengan menggunakan betel yang fungsinya sebagai penyalut api dan mengambil abu 
  • ukur 2 cm diatas lubang tadi dibuat suatu lubang menlingkar dengan marta bor dengan jarak masing-masing adalah 5 cm 
  • buat lubang secara acak diats lubang tadi yang fungsi sebagai lubang  udara 
  • ukur diameter drum kemudian buat potongan besi sesuai dengan ukuran diameter drum tadi dan lebihkan 1-1,5 cm
  • masukan besi beton atau potongan besi tadi pada lubang yang dibuat satu persatu kemudian ikat dengan kawat beton (bendrat)
Hasil Praktikuma
adapun hasil praktikum adalah : Dengan melakukan pembuatan incinerator sedrehana, maka kita telah dapat memecahkan satu permasalahan sampah dalam hal ini, mengurangi jumlah kapasitas sampah yang menjadi salah satu factor penyebab penyebaran penyakit.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah : Pengelolaan persampahan umumnya tidak dilakukan secara konsisten dan konsekuen sesuai dengan konsep awal, sehingga dalam perjalanan nya sering melanggar dan berbenturan dengan berbagai pelanggan antara lain aspek sosial budaya, hukum , lingkungan, hak asasi, dan lain sebagainya. Pengaturan dan pengelolaan sampah saat ini pada dasarnya hanya terpaku kepada teknis saja, padahal yang terpenting adalah bagaimana caranya pihak pengelola dapat mengedepankan kepentingan masyarakat melalui sosialisasi yang transparan dalam penanganan sampah.
Incinerator dilengkapi mesin pembakar dengan suhu tinggi yang dalam waktu relatif singkat mampu membakar habis semua sampah tersebut hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan sistim pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga Emisi yang melalui cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan pengaruh polusi pada lingkungan.

Saran
 
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, serta keterbatasan lahan yang tersedia, menyebabkan timbulnya permasalahan sampah tidak dapat teratasi dengan baik, ketidak pedulian masyarakat akan masalah sampah membuat sampah terus menumpuk diberbagai sudut kota tanpa adanya sentuhan penanganan yang benar. oleh karena itu, dengan adanya incinerator, maka kita dapat mengurangi jumlah kapasitas sampah yang berada dalam lingkungan dan menjadi sumber masalah utama yang telah banyak diperbicangkan, karena danya dampak buruk yang diakibatkan oleh adanya sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan paraktikum, penyakit pengendalian vector
Azwar, azrul 1995, pengantar ilmu kesehatan lingkungan, Jakarta, mutiara sumber widya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar