Selasa, 26 Juni 2012

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan (Model Keseimbangan Keynesian) Model keseimbangan Keynesian di bangun berdasarkan interpretasi ide-ide Keynes.terutama dalam bukunya,The General theory of Emploiment,Interes, and Money (1936).yang kemudian di kenal sebagai General Theory.
a)   Harga (upah tenaga kerja)dalam jangka panjang cenderung kaku,sehingga pasar tidak selalu berada dalam keseimbangan.
.
b)  Penyebab ambruknya perekonomian kapitalis 1929-1933 adalah tidak stabilnya sector swasta.karena itu untuk memperkuat perekonomian kapitalis perlu campur tangan pemerintah.tetapi tidak dalam proses produksi,melainkan untuk menstimulir permintaan agregat.

Pentingnya Sisi Permintaan Agregat
a.  Komponen-Komponen Permintaan Agregat
1.   Konsumsi rumah tangga (C)
Menurut Keynes,besarnya konsumsi rumah tangga sangat di pengaruhi oleh pendapatan disposable (Yd) saat ini.Fungsi  konsumsi yaitu: C=Co+bYd,dimana pendapatan disposebel adalah pendapatan setelah di kurangi pajak (T),atau Yd=Y-T.sementara pajak di anggap tidak ada,sehingga Yd=Y. Fungsi konsumsi dapat di tulis : C=Co+bY  Dimana: Co =konsumsi otonomus
.
2.   Pengeluaran investasi (I)
Investasi sector dunia usaha berhubungan  terbalik dengan tingkat bunga.Makin rendah tingkat bunga,permintaan investasi makin besar.I=f(r),dimana   ∂I /∂r ≤ 0.untuk sementara ini fungsi infestasi di anggap otonomus.besarnya pengeluaran investasi tidak di tentukan oleh tingkat bunga,melainkan di anggap konstan.Fungsi investasi adalah: I=Io Dimana: Io =investasi otonomus
.
3.   Pengeluaran Pemerintah (G)
Besarnya pengeluaran pemerintah di tentukan oleh berbagai factor,terutama jumlah penduduk dan tingkat pendapatan nasional. G=f(Pop,Y) pendapatan nasional makin besar,impor juga semakin besar. M=f(Y) > 0 Diman: M= impor Y= pendapatan nasional (PDB) Impor di anggap eksogenus,sehingga fungsi impor dapat di tulis: M=Mo ≥ 0 dan ≥ 0 Dimana: Pop= jumlah penduduk (population) Y  = output nasional atau PDB Untuk sementara jumlah penduduk dan PDB di anggap otonomus,sehingga fungsi pengeluaran pemerintah adalah: G= Go
.
4.   Impor (M)
Factor utama yang mempengaruhi besarnya impor adalah pendapatan nasional,di mana ada kecenderungan bila Ekspor (X) Besarnya ekspor memberikan gambaran tentang besarnya permintaan luar negeri terhadap produk domestic.karena itu besarnya ekspor sangat di tentukan oleh factor-faktor eksternal misalnya: pendapatan nasional Negara tujuan ekspor,harga relative,dan selera.fungsi ekspor umumnya di anggap eksogenus. X=Xo Dimana: X=ekspor

b.  Total Pengeluaran Agregat
Total pengeluaran agregat adalah total penjumlahan C+I+G+(X-M).jika pengeluaran agregat di notasikan sebagai AE,maka: AE=C+I+G+(X-M)=Co+bY+Io+Go+(Xo-Mo) Di sederhanakan,maka (Xo-Mo) di notasikan sebagai NX yang merupakan ekspor neto.sehingga persamaan agregat menjadi: AE=Co+bY+Io+Go+NX Jika ekspor neto positif (NX>0)perekonomian menikmati surplus perdagangan dan hal ini akan memperbesar pengeluaran agregat. Jika (NX<0),perekonomian mengalami deficit perdagangan yang menurunkan pengeluaran agregat.persamaan AE dengan menggabungkan seluruh pengeluaran otonomus menjadi satu varibel AE= Co+Io+Go+NX+bY = A+bY  Dimana A merupakan total pengeluaran otonomus (A=Co+Io+Go+NX).

c.    Pendapatan Nasional Dalam Pengeluaran

Dalam analisis Keynesian,besarnya pendapatan nasional(Y) di lihat dari besarnya pengeluaran.besarnya output adalah sama dengan besarnya pengeluaran.namun berdasarkan model konsumsi Keynes, tidak semua output (Y) dibelanjakan,bagian yang tidak di belanjakan itu di sebut tabungan.Total pendapatan menjadi: Y=C+S
Dimana: Y= PDB
C= konsumsi rumah tangga
S= tabungan

Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan Perekonomian Tertutup Dua Sektor

Model keseimbangan Keynes yang paling sederhana adalah model perekonomian tertutup dua sector.perekonomian tidak melakukan hubungan ekonomi dengan dunia internasional dan terdiri atas sector : rumah tangga dan usaha.
a.    Output keseimbangan 
Dalam perekonomian tertutup dua sector,pengeluaran agregat adalah total pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi sector dunia usaha
AE    = C + I= Co + bY + I= Co + Io + bY = A + bY
Di mana A adalah total pengeluaran otonomus ( A= Co + Io ) Keseimbangan ekonomi tercapai bila pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Karena tingkat keseimbangan sangat ditentukan oleh besarnya Y*, maka fungsi konsumsi dapat juga ditulis sebagai :
C = Co + bY*
Besarnya Y* dapat dihitung seperti ini:
Y*            = AE = Co + bY* + Io = Co+ Io + bY*= A + bY*
Y* - bY*  = A
(1 – b)Y* = A
Y*            =   
Contoh kuantitatif
Kasus 11.1 Misalkan C = 100+0,8Y dan I=200, maka:
AE      = C+I=100+0,8Y+200 = 300+0,8Y, atau = 300+0,8Y*.
Besarnya Y* dapat dihitung dengan menyamakan Y dan AE.
Y* = AE = 300+0,8Y*
0,2Y*  = 300
Y*       = 1.500
Besarnya out put keseimbangan (Y*) adalah 1.500, yang terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi. Besarnya konsumsi pada kondisi keseimbangan adalah:
C = 100+0,8 (1.500) = 1.300
Besarnya I, karena otonomus, adalah sama dengan 200.
Kondisi keseimbangan dapat digambarkan seperti dalam Diagram 11.4 berikut ini.

c)    Dampak Perubahan Pengeluaran Investasi Otonomus

Kasus 11.1 dikembangkan menjadi kasus 11.2 dengan menganggap investasi otonomus berubah (bertambah) sebanyak 50 unit.
Kasus 11.2
Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, sehigga mengeluarkan agregat juga berubah menjadi:
AE1       = C+I1 = 100 + 0,8Y*+ 250 = 350 + 0,8Y*
Out put keseimbangan yang baru (0,8Y*1) adalah:
Y          = AE = 350 + 0, 8Y*1
2Y*1      = 350
Y*1        = 1.750
∆Y*       = Y*1 - Y*= 1.750 – 1.500
             = 250
Penambahan investasi otonomus sebesar 50 menyebabkan Y* meningkat sebesar 250. Perubahan tingkat pendapatan dalam keseimbangan digambarkan dalam diagram berikut ini.
Diagram 11.5
Dampak Perubahan Pengeluaran (Penambahan)
Investasi Otonomus terhadap Keseimbangan
Dari diagram di atas terlihat bahwa perubahan investasi otonomus sebesar 50 telah menaikan pendapatan nasional sebesar 50.

c)     Dampak Perubahan Konsumsi Otonomus
Sekarang kasus 11.1 dikembangakan menjadi kasus 11.3 di mana yang berubah adalah konsumsi otonomus (Co = ) yaitu naik sebesar 50 unit (∆Co = 50). Kita lihat apa yang terjadi.
Kasus 11.3
Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka fungsi konsumsi menjadi:
C1 = 150 + 0,8Y*
Sedangkan fungsi pengeluaran agregat menjadi:
AE1 = 150, + 0,8Y*+ 200
        = 350 + 0,8Y*
Besarnya out put keseimbangan yang baru (Y*1) dapat dihitung dengan menyamakan Y*1 dan AE1.
Y*1     = AE1
           = 350 + 0,8Y*1
0,2Y*1 = 350
Y*1      = 1.750

Gambar grafis kondisi keseimbangan seperti terlihat dalam diagram berikut ini.
Diagram 11.6
Dampak Perubahan (Penambahan) Konsumsi
Otonomus Terhadap Keseimbangan

Ternyata penambahan pengeluaran konsumsi otonomus sebesar 50 juga menyebabkan penambahan Y*sebesar 250.
d.        Efek Multiplier (Pelipatgandaan)
Kasus 11.2 dan 11.3 menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus (A),yaitu konsumsi otonomus (C) dan atau investasi otonomus (I) telah menyebabkan penambahan Y* berlipat ganda.artinya,penambahan pengeluaran otonomus menimbulkan efek pelipat gandaan terhadap output keseimbangan (Y*). Efek inilah yang di sebut sebagai efek pelipatgandaan atau efek multiplier(multiplier effect). Konsep ini menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus (A). Dalam dua kasus di atas,penambahan A (I atau C) sebesar 50 unit,telah menambah Y* sebesar 250 unit.atau setiap penambahan satu unit pengeluaran otonomus (∆A=1) akan menambah Y* sebanyak 5 unit (∆Y* = 5) atau ∆Y* / ∆A=5. Angka 5 di sebut sebagai angka pengganda atau angka multiplier. Mungkin  yang menjadi pertanyaan adalah apakah angka pengganda selalu sama dengan lima? Jawabnya: tidak selalu,tetapi di tentukan oleh besarnya angka marginal propensity to consume (MPC).untuk membuktikanya mari kita perhatikan persamaan terakhir untuk mendapatkan angka Y*. Y* bY*= A,  dimana A=C+I Y*=
Untuk melihat pengaruh perubahan pengeluaran otonomus terhadap Y*.maka persamaan dapat di tulis: ∆Y* =  Karena dalam contoh di atas MPC=0.8  maka angka multiplier= 1/0.2=5.jika nilai MPC=0.6 angka multiplier =1/0.4=2.5.
Tabel11.1 berikut ini menunjukan besarnya angka multiplier dikaitkan dengan besarnya MPC.

Hubungan Besarnya Angka Multiplier Dengan Angka MPC
MPC
(1-MPC)
Multiplier=1/(1-MPC)
1.00
0.90
0.80
0.75
0.60
0.50
0.40
Dst
0.0
0.10
0.20
0.25
0.40
0.50
0.60
∞(tak terhingga)
10.00
5.00
4.00
2.50
2.00
1.50
        Catatan: Dst= Dan seterusnya,tak terhingga.

Perubahan keseimbangan karena pengaruh perubahan otonomus sifatnya simetris. Maksudnya, jika pengeluaran otonomus berkurang,maka pendapatan nasional dalam keseimbangan juga berkurang sebesar pengurangan pengeluaran otonomus di kalikan angka multiplier.secara matematis dapat di tulis:  ∆Y*= - Tanda negative menunjukan perubahan A negative akan mengurangi Y* sebesar  

e.     Dinamika Proses Pelipatgandaan
Proses pelipatgandaan tidak berjalan seketika, tetapi berulang-ulang sampai tak terhingga.misalnya penambahan investasi otonomus sebesar 100,pada tahap pertama akan meningkatkan permintaan agregat sebesar 100 juga, sehingga meningkatkan pengeluaran konsumsi sebesar 80 (ingant: ∆C= ∆Y x MPC, di mana MPC dalam kasus-kasus di atas =0.8). pada tahap kedua penambahan konsumsi sebesar 80 akan meningkatkan permintaan agregat sebesar 80.tahap ketiga pengeluaran agregat,yang berarti peningkatan pendapatan, akan meningkatkan konsumsi sebesar 80x0.8=64. Begitu, seterusnya. Damnpak pengaruhnya dalam perputaran tak terhingga bias di ketahui dengan menggunakan rumus penjumlahan deret ukur suku tak terhingga (S∞),yaitu ∆Y=∆I/(1-b). Dalam kasus 11.2 besarnya ∆I=50 =∆A,sehingga besarnya ∆Y sampai putaran tak terhingga adalah: ∆Y=∆I/(1-b)=50/(1-0.8)=50/0.20=250. Dalam kasus 11.3 besarnya ∆C=50= ∆A,sehingga besarnya ∆Y sampai putaran tak terhingga adalah: ∆Y=∆C/(1-b)=50/(1-0.8)=50/0.20=250.

Dinamika penggandaan perubahan pengeluaran otonomus
putaran
Perubahan
pendapatan
Perubahan
konsumsi
Pertama
kedua
ketiga
keempat
kelima
Dst
100
80
64
51.2
40.96
80
64
51.2
40.96
32.77


Analisis Keseimbangan dan model keseimbangan Perekonomian Tertutup Tiga Sektor

Model ekonomi tiga sector pemerintah,yang di wakili oleh pengeluaran pemerintah (G) 
a.     Output  Keseimbangan
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi:
AE= C+I+G
      = C+bY+I+G
      = C+I+G+bY
      = A+bY

Dimana A sekarang terdiri atas (C+I+G).
Sama halnya dengan model dua sector,dalam model tiga sector output keseimbangan dapat di hitung dengan menyamakan Y dan AE. Kasus 11.1 kita kembangkan  menjadi kasus 11.4 dengan menambah fungsi pengeluaran pemerintah.

Contoh kuantitatif
Kasus 11.4
Misalkan fungsi pengeluaran perintah adalah G= 300 maka pengeluaran agregat menjadi:
AE      = C+I+G
           = 100+ 0,8Y*+200+300 = 600+0,8Y
Y*      = AE= 600+ 0,8Y*
0.2Y* =  600
Y*      = 3.000
Pada tingkat keseimbangan, besarnya C= 100+ 0,8 (3.,000) = 2.500, sedangkan I=200 dan G = 300.
Kondisi keseimbangan perekonomian  Tertutup 3 Sektor

b.        Dampak  Perubahan Pengeluaran  Pemerintah
Pemerintah  dapat mempengaruhi tingkat output keseimbangan dengan menambah  atau mengurangi pengeluaranya. Besarnya efek perubahan pengeluaran pemerintah adalah sama dengan pengaruh perubahan investasi (I) atau konsumsi otonomus (C), sehingga dampak perubahan pengeluaran pemerintah terhadap  perekonomian dapat di tulis sebagai:  ∆Y =   
Kasus 11.5 Kasus 11.4 di kembangkan menjadi kasus 11.5 dengan menganggap pengeluaran otonomus pemerintah bertambah sebesar 100, sehingga C = 400. Pengelueran agregat menjadi :  
AE      =  C+I+G=  100+ 0,8Y* + 200 + 400 =   700 + 0,8Y*
Y*      =  AE =  700+ 0,8Y
0,2Y*= 700 Y*’     =  3.500 atau ∆Y* = Y*– Y* = 3500  - 3000= 500, dimana 500=100/(1-0,8).
Persamaan di atas menunjukan bahwa injeksi pemerintah lewat pengeluaran dapat menstimulir pertumbuhan ekonomi,dilihat dari peningkatan output  yang beberapa kali lipat dari pada penambahan pengeluaran pemerintah. Bagi masyarakat,meningkatnya output berarti meningkatnya pendatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi,yang berarti meningkatkan kesejahteraan.

4.    Model Perekonomian Empat  Sektor (EkonomiTerbuka )
Dalam model  empat sector ,perekonomian di anggap melakukan interaksi dengan dunia luar, melalui ekspor dan impor barang.sektor impor-ekspor ini di sebut juga sector luar negeri (sector ke empat). Karenanya, model perekonomian empat sector di sebut juga sebagai model perekonomian terbuka.

a.     Output  Keseimbangan
AE  = C+I+G+ (X-M) = C+I+G+NX
       = C+bY+ I+G+ (X- M)
       =  C+I+G+NX+ bY                                                
       =  A+bY
Dimana A sekarang terdiri atas (C+I+G+NX) Output keseimbangan tercapai bila Y=AE
Contoh kuantitatif Kasusu 11.6 Kasus 11.4 di kembangkan menjadi kasusu 11.6 dengan menambahkan X=75 dan M=25,sehingga:
AE  =  C+I+G+(X- M) = C+I+G+NX
       =   C+bY + I+G+(X-M)
       =   C+bY+G+NX+bY
       =   A+bY

Dimana A terdiri atas (C+I+G+NX) Output kesetimbangan tercapai bila Y=AE
Contoh kuantitatif Kasus 11.6 Kasus 11.4dikembangkan menjadi kasus 11.6 dengan menambahkan X=75 dan M=25,sehinga:
AE=C+I+G+(X-M)=C+I+G+NX
     =100+0,8Y+200+300+(75-25)=100+0,8Y+200+300+50
     =650+0,8Y
Output kesetimbangan (Y*):
Y*      =AE=650+0,8Y
0,2Y*=650
Y*      =3.250

c.    Dampak Surplus Neraca  Perdagangan
Dalam telah ekonomi internasional,nilai NX member informasi  tentang salah satu neraca pembayaran,yaitu neraca perdagangan.jika NX>0,ekspor>impor,yan berarti terjadi surplus neraca perdagangan .jika NX<0,yang terjadi adalah sebaliknya.Dengan menggunakan model efek pelipatgandaan,akn terlihat bahwa bila yang terjadi  ∆NX>0,output kesetimbangan (Y*) akan meningkat beberapa kalilipat sesuai besarnya angka pengandaan.Sebaliknya jika neraca perdagangan  memburuk ,dimana ∆NX<0,output kesetimbangan dengan cepat pula.Hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan di bawah ini:
     Kasus 11.7
Misalkan kasus 11.6 dikembangkan menjadi kasus 11.7,dengan menganggap eks naik menjadi 125 sedangkan impor tetap 25,maka NX=100.Dengan demikian  ∆NX=50,maka teoritis Output kesetimbangan akan naik sebesar 250 unit.Kita buktikan X = 125 dan M=25. AE=C+I+G+(X-M)=C+I+G+NX
     =100+0,8Y+200+300+(125-25)
     =700+0,8Y
Output kesetimbangan yang baru(Y*):
Y*          =AE=700+0,8Y
0,2Y*  =700
Y*        =3.500
∆Y*      =Y*-Y*=3.500-3.250=250(terbukti)
                                                                                                  
·       Uang,Tingkat  Bunga,dan Keseimbangan Ekonomi
Menurut Keynes,tingnkat bunga merupakan indicator kelangkaan uang. Tingkat bunga yang meningkat mengindikasikan tambahan permintaan uang lebih besar dari pada tambahan penawarannya.begitu juga sebaliknya. Bila kembali kepada teori Keynes tentang uang dapat digambarkan dalam diagram 11.12.
Kurva penawaran uang adalah tegak lurus,karena jumlahnya di tentukan oleh keputusan otoritas moneter (Bank Sentral). Sedangkan kurva permintaan mempunyai kemiringan (slope) negative, yang menunjukan jika tingkat bunga makin rendah, permintaan akan uang bertambah. Diagram 11.12 menunjukan keseimbangan awal terjadi di titik E,pada saat Mberpotongan dengan M.yang perlu di perhatikan dengan cermat adalah Mmerupakan permintaan akan uang pada saat tingkat pendapatan Y.
Tindakan pemerintah menambah jumlah uang beredar,sehingga kurva Mbergeser ke M, akan menurunkan tingkat  bunga keseimbangan dari rke r,selama tinngkat pendapatan tetap Y.tingkat bunga keseimbangan akan kembali ke rbila permintaan uang meningkat yang di tunjukan dengan pergeseran kurva Mke M. pergeseran tersebut di mungkinkan biula tingkat pendapatan juga meningkat menjadi Y.sebab Madalah permintaan akan uang pada saat pendapatan sebesar Y.
Mungkinkah penambahan    jumlah uang beredar akan meningkatkan output? Menurut kaum Keynesian :  mungkin! Sebab penambahan jumlah uang beredar pada awalnya akan menurunkan tingkat bunga. Penurunan tingkat bunga akan meningkatkan permintaan akan investasi,yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar