1. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono, 1999).
Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati (Mansjoer,1999).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas di dalam tubuh, walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati (Price,1995).
Hepatitis virus kronik, merupakan kumpulan penyakit hati karena berbagai penyebab dengan keparahan lebih dari enam bulan (Batticaca ,2009).
Hepatitis A atau hepatitis infeksiosa merupakan penyakit yang di tularkan melalui kontaminasi oral-pekal higiene yang buruk atau makanan yang tercemar (Suzanne, 2001).
2. Etiologi Hepatitis A
Menurut Batticaca, (2009) penyebab hepatitis adalah sebagai berikut a).Virus, virus hepatitis A (HAV) dulu kenal sebagai hepatitis infeksiosa dengan masa inkubasi berkisar 15-45 hari atau tiga sampai empat minggu, tidak berkapsul berukuran dua nanometer, tahan panas, tahan asam dan virus ini terdapat dalam feses penderita, b). Alkohol menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis, c). Obat-obatan menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksikdan hepatitis akut, d). Agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia dapat menyebabkan hepatitis nonvirus.
3. Klasifikasi Hepatitis
Beberapa virus diketahui dapat menginfersikan hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E.
1. Hepatitis A/ hepatitis infeksiosa merupakan penyakit yang ditularkan melalui kontaminasi oral-pekal akibat hygiene yang buruk/makanan yang tercemar.
2. Hepatitis B/ hepatitis serum merupakan penyakit yang bersifat serius & biasanya menular melalui kontak dengan darah yang mengandung virus. Penyakit ini juga ditularkan melalui hubungan kelamin & dapat ditemukan oleh semen cairan tubuh lainnya.
3. Hepatitis C/ hepatitis non-A non-B. Virus ini merupakan penyebab tersering infeksi kepada yang ditularkan melalui supali darah komersial. Hepatitis C ditularkan sama dengan hepatitis B terutama melalui transfusi darah.
4. Hepatitis D/ hepatitisdelta & sebenarnya adalah suatu virus defektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hipatosit untuk menimbulkan hepatitis. Hepatitis D ditularkan seperti hepatitisB. Antigen & antibody hepatitis D dapat diperiksa pada donor darah.
5. Hepatitis E diidentifikasikan tahun 1990. Virus ini adalah suatu virus yang ditularkan melalui ingesti air yang tercemar. Sebagian besar kasus yang dilaporkan ditemukan di negara yang sedang berkembang.
4. Patofisiologi Dan Penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia Pada Klien Dengan Hepatitis.
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal yaitu metabolisme asam amino. Hati mengubah asam amino yang berlebihan menjadi lemak, memproduksi hemoglobin yang merupakan bahan dasar dari empedu,dan mengubah zat makanan yang di absorbsi dari usus, (Price dan Wilson,1995).
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intra hepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubintidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin (price dan wilson,1995)
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu, tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasidapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal dan ikterus.
1. Manifestasi Klinis Hepatitis
Tanda dan gejala hepatitis Ayang disebabkan virus hepatitis tipe A yaitu jangkitan hepatitis A pada kanak-kanak biasanya menimbulkan gejala manakala pada orang dewasa terdapat gejala seperti lelah, demam, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala tersebut akan hilang sama sekali dalam masa inkubasi enam sampai dua belas minggu. Orang yang telah mendapat jangkitan hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, jangkitan hepatitis A tidak membawa kepada berlakunya hepatitis yang kronik.
Secara umum tanda dan gejala dari pada hepatitis menurut Eltzer & Suzanna, (2001) adalah sebagai berikut :
1. Masa tunas, masing-masing jenis virus hepatitis berbeda-beda, Virus A masa tunasnya 15-45 hari (rata-rata 25 hari), Virus B masa tunasnya 40-180 hari (rata-rata 75 hari), Virus non A dan non B masa tunasnya15-150 hari (rata-rata 50 hari).
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar dua sampai tujuh hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama dua sampai lima hari, pusing, dan nyeri persendian.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capeh dirasakan selama satu sampai dua minggu. Fase penyembuhan mulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan rata-rata 14-15 setelah timbulnya masa ikterus, warna tampak normal penderita mulai merasa segar kembali.
2. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang untuk penderita hepatitis yaitu sebagai berikut
a. Laboratorium
Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dalam normal) catatan : merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus & non virus, AST (SGOT) ALT (SGFT) : awalnya meningkat, dapat meningkat 102 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun, darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan, Leokopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegah), diferensiasi darah lengkap : leukositosis, monositasi, limfosit atipikel, & sel plasma, alkali fostosme lengkap : leukositosis, monositosis agak meningkat (kecuali ada leukstasis berat), feses : Warna tanah liat, steahorea (penurunan fungsi hati), albumin serum : menurun,gula darah, hiperglikemia transfer /hipoglikemia (gangguan fungsi hati), Anti HAV lgM : Positif pada tipe A, Hbs AG : DPT Positif (tipe B) atau negatif (tipe A) catatan : merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinis, masa protombin : mungkin memanjang (disfungsi hati), Silirobin serum : Diatas 2.5 mg /100 ml bila diatas 200 mg /ml prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis sekunder. Tereksfesi ESP : kadar darah meningkat, biopsi hati : menunjukan diagnosis & luasnya nekrosis.
b. Radiologi
Adapun pemeriksaan radiologi pada penderita hepatitis A adalah sebgai berikut a). Pemeriksaan foto rontgen abdomen, b). Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif, c). Kolestogram, d). Kalangiogram, dan e). Arteriografi pembuluh darah seliaka.
c. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan tambahan pada kasus hepatitis adalah laparoskopi dan biopsi hati.
3. Penatalaksanaan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suporsif & mencakup : Istirahat sesuai kebutuhan, pendidikan kesehatan mengenai menghindari pemakaian alkohol /obat-obatan, pendidikan kesehatan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga, keluraga dari pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gema globulin murni yang spesifik terhadap hepatitis virus A hepatitisvirus B, yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi, namun bersifat sementara. vaksin hepatitis B virus melalui intra muskular sebanyak tiga kali pada interva yang ditentukan, dosis satu dan dua diberikan terpisah satu bulan, dosis intra vena diberikan enam bulan setelah dosis ke lima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar