Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik.
Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a) Nama, jelas dan lengkap
b) Umur, dicatat dalam tahun
c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari – hari
f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada tingkat gizi pasien
g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
b. Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
c. Riwayat kesehatan keluarga Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya
4. Riwayat Perkawinan : Berapa kali menikah, status menikah
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
b. Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan,
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.
7. Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya
9. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi :Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan
b. Eliminasi :Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau, warna, konsistensi
c. Istirahat :Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
d. Personal hygiene :Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e. Aktivitas Pola aktivitas pasien sehari – hari
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif adalah
1. Tanda – tanda vital
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
a. Temperatur/suhu
b. Nadi dan pernapasan
c. Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b. Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c. Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d. Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir – butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema
Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas Data dasar meliputi :
1. Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2. Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
b. Masalah Permasalahn yang munculberdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi Data subjektif (data yang didapat dari hasil anamneses pasien ) dan data objektif ( data yang didapat dari hasil pemeriksaan
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman.
Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifiakasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanaknnya.adapun hal – hal yang perlu dilakukan yaiyu meliputi :
a. Observasi :
keadaan umu pasien, kesadaran, tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari ) dan Vit A
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman. Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4. TFU, kontraksi uterus
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat proses involusi uterus
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2. Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3. Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
4. Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan Seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya
Langkah VII : evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif.
Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
A. Data Subjektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a) Nama, jelas dan lengkap
b) Umur, dicatat dalam tahun
c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari – hari
f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada tingkat gizi pasien
g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
b. Riwayat kesehatan sekarang Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
c. Riwayat kesehatan keluarga Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya
4. Riwayat Perkawinan : Berapa kali menikah, status menikah
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
b. Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan,
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang diinginkan.
7. Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan )
8. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya
9. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi :Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan
b. Eliminasi :Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau, warna, konsistensi
c. Istirahat :Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
d. Personal hygiene :Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
e. Aktivitas Pola aktivitas pasien sehari – hari
B. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif adalah
1. Tanda – tanda vital
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
a. Temperatur/suhu
b. Nadi dan pernapasan
c. Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak, puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
b. Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post partus segera )
c. Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )
d. Keadaan genitalia ( Normal :
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir – butir darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema
Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah, keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas Data dasar meliputi :
1. Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang keluhannya )
2. Data Objektif Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan TTV
b. Masalah Permasalahn yang munculberdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi Data subjektif (data yang didapat dari hasil anamneses pasien ) dan data objektif ( data yang didapat dari hasil pemeriksaan
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya bukan hanya pada kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman.
Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifiakasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanaknnya.adapun hal – hal yang perlu dilakukan yaiyu meliputi :
a. Observasi :
keadaan umu pasien, kesadaran, tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari ) dan Vit A
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman. Rencana ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4. TFU, kontraksi uterus
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat proses involusi uterus
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah
b. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia
2. Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2. Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3. Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari
d. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
3. Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan
4. Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara
1. Jaga kebersihan payudara
2. Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
f. Hubungan Seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan
g. Keluarga Berencana Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya
Langkah VII : evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar