A. Pengertian Re-Use
Reuse (Menggunakan kembali ) adalah kegiatan penggunaan kembali sesuatu benda yang masih dapat di gunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Contohnya botol bekas minuman dirubah fungsi jadi tempat minyak goring, ban bekas di modifikasi jadi, kursi pot bunga.
Re-Use Terhadap Elemen-Elemen Sistem Pembugan Kotoran Manusia (Tinja) adalah suatu proses memakai kembali terhadap sesuatu benda dari elemen-elemen system pembuangan kotoran manusia, yang masih bisa digunakan kembali baik untuk fungsi yang sama maupun untuk fungsi yang lain.
B. Reuse Terhadap Tinja Dan Sistem Pembuangan Kotoran Manusia
Pencemaran oleh buangan tubuh kotoran manusia (tinja) memang telah terjadi, dan penanggulangan pencemaran tersebut sulit dilakukan dan tentunya membutuhkan biaya yang besar. Pengelolaan lumpur tinja yang ada sekarang ini contohnya di IPLT keputih surabaya, menggunakan energi listrik yang besar, dan memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan alat secara berkala. Alternatif tindakan untuk mencegah terjadinya kesulitan operasional dan pemeliharaan instalasi pengelolaan serta untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat buangan tubuh manusi adalah dengan menggunakan kembali (Reuse) limbah buangan tubuh manusia tersebut setelah di lakukan pengelolaan sederhana untuk keamanan penggunannya. Pertanian organik yang menggunakan urin dan tinja sebagai penyubur tanaman ( karena mempunyai kandungan Unsur Nitrogen, pospor, kalium yang tinggi).
1. Pengertian Tinja
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus). Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun akses tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas.
2. Pengelolanreuse system pembungan kotoran manusia
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka reuse pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
c. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-
binatang lainnya.
binatang lainnya.
e. Tidak menimbulkan bau.
f. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
g. Sederhana desainnya.
h. Murah
i. Dapat diterima oleh pemakainya
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung daripanas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidakmengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
d. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
3. Pengolahan Limbah Tinja
Tujuan pengolahan limba tinja sendiri adalah untuk mengurangi tingkat pencemaran yang disebabkan oleh limbah tinja, mengingat limbah tinja sangat berbahaya bagi lingkungan khususnya kualitas air.
Manfaat dari pengolahan limbah tinja ini dapat diperoleh dari hasil olahan yang dihasilkan. Lumpur hasil pengolahan, dapat digunakan untuk pembuatan kompos (budidaya pertanian). Selain itu, dapat digunakan untuk meningkatkakan kualitas lingkungan, khusunya kualitas air (perairan). Serta Memotong jalur transmisi pada sumbernya.Serta menghindari pemandangan, penciuman yang kurang sedap.
Lumpur tinja merupakan hasil proses penguraian tinja manusia ke dalam tanki septic. Proses pengolahan utama yang terjadi dalam tanki septik adalah sebagai berikut (Polprasert dan Rajput, 1982).
o Penyisihan padatan tersuspensi
o Pencernaan lumpur dan scum
o Stabilisasi cairan
o Pertumbuhan mikroorganisme
Tahap tahap pengolahan lumpur tinja meliputi hal-hal sebagai berikut :
o Pengangkutan dengan truk tinja (hauling)
o Pra pengolahan (pretreatment)
o Pengolahan lumpur tinja di IPLT
o Pengeringan lumpur.
Didalam pengolahan lumpur tinja secara biologis yang diterapkan pada IPLT dengan unit pengolah (reaktor) yang umum digunakan yang bersifat low cost. Berikut beberapa macam unit pengolah yang digunakan dalam IPLT (Anonim, 2000):
o Bak Pengumpul (Equalizing Unit)
o Imhoff Tank
o Kolam Anaerobik
o Kolam Aerasi
o Kolam Fakultatif dengan aerasi
o Kolam fakultatif tanpa aerasi
o Kolam Maturasi
o Unit Pengering Lumpur
4. Pemanfaatan Kotoran Manusia & sistem pembuangan kotoran manusia
1. Pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk tanaman
Kotoran manusia bukanlah limbah tak berguna. Sebuah lembaga organik Inggris menyatakan kotoran manusia dapat memainkan peran penting dalam mengamankan ketahanan pangan masa depan, misalnya membantu mencegah menurunnya hasil panen tanaman pangan, seperti gandum, yang sangat membutuhkan pupuk fosfor. "Diperkirakan hanya 10 persen dari 3 juta ton fosfor yang dikeluarkan oleh populasi manusia di dunia setiap tahun yang kembali ke tanah pertanian,* kata Asosiasi Pertanahan,badan sertifikasi organik terbesar di Inggris.
Suplai fosfor yang cukup sangat penting bagi pembentukan biji, perkembangan akar, dan pematangan tanaman. Dulu, penduduk Eropa mengembalikan fosfor ke lahan pertanian melalui pemupukan menggunakan kotoran ternak dan manusia. Laporan Asosiasi Pertanahan meminta dilakukannya perubahan regulasi Uni Eropa agar mengizinkan penggunaan endapan pengolahan limbah, atau blosolid, pada lahan pertanian organik bersertiflkasi. Regulasi ini melarang penggunaan biosolid pada lahan pertanian organik karena dikhawatirkan ada efek racun dari logam berat yang disebabkan oleh kombinasi limbah kotoran manusia dengan produk limbah lain, semisal sampah pabrik.
2. Pemanfaatan kotoran manusia menjadi biogas
Biogas adalah suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen atau anaerobik (Sahidu, 1983). Biogas adalah gas yang dapat terbakar dari hasil fermentasi bahan organik yang berasal dari daun-daunan, kotoran hewan/manusia, dan lain-lain limbah organik yang berasal dari buangan industri oleh bakteri anaerob (Wijayanti, 1993). Biogas adalah bahan bakar berguna yang dapat diperoleh dengan memproses limbah (sisa) pertanian yang basah, kotoran hewan dan manusia atau campurannya, di dalam alat yang dinamakan penghasil biogas (Harahap dkk, 1980). Menurut Polprasert (1985), kandungan biogas tergantung dari beberapa faktor seperti komposisi limbah yang dipakai sebagai bahan baku, beban organik dari digester, dan waktu serta temperatur dari penguraian secara anaerobik. Walaupun terdapat variasi dalam kandungan biogas,
Kandungan bahan organik di dalam limbah pertanian cukup besar, apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan estetika. Bahan organik terdiri dari senyawa-senyawa karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang senyawa sulfur, fosfor dan lain-lain. Kadar dan jenis bahan yang dapat menurunkan kualitas atau mencemarkan lingkungan sangat bervariasi tergantung dari jenis hasil pertanian itu sendiri namun secara garis besar, dapat dinyatakan bahwa limbah hasil pertanian mudah terurai secara biologis di alam (biodegradable) (Tugaswati dan Nugroho 1985). Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik merupakan hasil sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan. Berdasarkan kapasitas manusia dewasa rataan hasil tinja 0,20 kg/hari/jiwa (Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain, limbah manusia dapat digunakan sebagai sumberdaya yang masih jarang diungkapkan. Nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda dibanding kotoran ternak. Kalaupun berbeda tentu akibat pola makan dan sistem pencernaan yang berbeda. Pola makan manusia lebih banyak memilih bahan makanan kurang berserat, protein lebih tinggi dan umumnya dimasak sebelum dikonsumsi, sedangkan ternak sebaliknya. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari segi nutrisi, dimana nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) jauh lebih rendah dari kotoran ternak (C/N rasio 6-10:18-30) (Sihombing 1988)
Tinja berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia yang harus dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh. Keluaran berupa feses bersama urin biasanya dibuang ke dalam tangki septik. Lumpur tinja/night soil yang telah memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja. Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet, iklim dan kesehatan manusia (Richard dkk, 1989). Komposisi tersebut dapat Dilihat Dalam Tabel Berikut.
NO | Parameter Berat |
1 | Berat Basah/orang/hari 100-gram |
2 | Berat kering orang perhari 30-60 gram |
Komposisi dalam persen berat kering
- Bahan organik 88%-97%
- Karbon 44%-55%
- Nitrogen 5%-7%
- Phospor 3 %.
3. Pemanfaatan Pengolahan Jamban Pupuk (the Compost Privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
Ø Mula-mula membuat jamban cemplung biasa..
Ø Dilapisan bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan.
Ø Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari.
Ø Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnya ditaruh
kotoran lagi.
Ø Demikian seterusnya sampai penuh.
Ø Setelah penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru.
Ø Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman
C. Keuntungan dari Reuse terhadapTinja dan sistem pembuangan kotoran manusia
- Mengurangi Folume volume sampah organic yang dibuang ke TP-A
- Dapat dijual Kembali Sehingga Memiliki Nilai Ekonomi
- Mengendalikan nutrisi ketanah seperti material organic, fospor, potassium, nitrogen dan mineral.
- Meningkatkan daya serap air dan memperbaiki porositas tanah.
- Dapat Mengurangi Pencemaran Lingkungan Lebih khususnya Pencemaran Tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar