Menurut Notoadmodjo (2005), manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: a. Cara Tradisionil. Cara kuno atau tradisionil ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan menurut cara tradisionil yaitu: 1) Cara Coba Salah (trial and error). Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kedua ini gagal juga, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga ini gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba, 2) Cara kekuasaan atau otoritas. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan, 3) Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi dapat dipergunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu, 4) Melalui jalan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. b. Cara lainnya yaitu secara modern. Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut ‘metode penelitian ilmiah’, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif-induktif-verifikatif yang merupakan awal lahirnya satu cara melakukan penelitian yang kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research method).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar