Sebagian besar tubuh organisme, termasuk manusia terdiri dari air. Secara global, sekitar 80% dari tubuh manusia adalah terdiri dari cairan disamping itu didalam air terdapat unsur dan mineral, yang diperluakan untuk pertumbuhan fisik manusia, seperti Ca, Mg, Fe, Cu dan unsur-unsur lainnya. Didalam tubuh manusia terdapat air sekitar 33% di jaringan lemak dan tulang-tulang, 77% didalam daging, 80% pada paru-paru dan ginjal, 84% pada jaringan saraf, cairan tubuh (plasma) 99,5% (Daud, 2008).
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, kira-kira 60-70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira-kira membutuhkan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Jika tubuh kehilangan banyak air maka akan mengakibatkan kematian (Sutrisno, 2006).
Kalau ditelusuri kejadian epidemik penyakit-penyakit menular melalui air memang selalu dikaitkan dengan kualitas air yang dipergunakan manusia seperti penelitian yang telah digunakan John Snow di Inggris pada dua abad yang lalu bahwa mewabahnya berbagai penyakit-penyakit menular berkaitan dengan tercemarnya air minum dari PAM setempat (Daud, 2008).
Air sangat erat hubungannya dengan kesehatan manusia, yang berarti besar sekali perannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukan adanya hubungan air dengan kesehatan adalah dengan adanya pathogen organisme didalam air yang dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan seperti bakteri, protozoa, dan virus. Selain itu yang menunjukan adanya hubungan air dengan kesehatan adalah adanya organisme non patogenik seperti actinomycetes, alga, dan bakteri coliform (Sutrisno, 2006).
Di negara yang telah maju penyakit yang berhubungan dengan air sangat jarang, karena adanya penyediaan air bersih yang sangat efisian. Namun di negara yang sedang berkembang mungkin sebanyak 2 milyar hidup tanpa air minum yang aman (save water) dan sanitasi yang memadai, sebagai akibatnya korban penyakit yang berhubungan dengan air di negara-negara berkembang adalah tinggi dan bahkan sampai tingkat yang menakutkan.
Survey yang dilakukan oleh WHO terakhir ini menunjukan fakta bahwa setiap hari 30.000 orang telah meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan oleh air. Setiap saat terdapat kurang lebih 400 juta orang yang menderita penyakit perut dan pencernaan (gastroenteritis), 200 juta orang menderita schistosomiasis, 160 juta orang menderita malaria, dan 30 juta orang menderita onchocrriasis. Semua jenis penyakit diatas dapat dihubungkan dengan air walaupun faktor-faktor lingkungan lainnya berpengaruh.
Mikroorganisme yang terdapat didalam air berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati (bangkai), kotoran manusia dan hewan, bahan organik lainnya dan sebagainya. Mikroorganisme tersebut mungkin tahan lama hidup didalam air, atau tidak tahan lama hidup didalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak cocok.
Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Pathogen yang sering ditemukan didalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti vibrio cholerae penyebab penyakitkolera, shigella dysenteriae penyebab disentri basiler, salmonella typosapenyebab tifus dan S. Paratyphipenyebab paratifus, virus polio dan hepatitis dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan kontrol terhadap polusi air.
Jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat didalam air bervariasi tergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebgai berikut :
- Sumberair
- Komponen nutrien dalam air
- Komponen beracun
- Organisme air
- Faktor fisik
Faktor X merupakan zat-zat kimia yang mudah larut dalam air dan dapat menimbulkan masalah sebagai berikut :
- Toksisitas
- Reaksi-reaksi kimia yang menyebabkan :
- Pengendapan yang berlebihan
- Timbulnya busa yang menetap, yang sulit untuk dihilangkan
- Timbulnya respon fisiologis yang tidak diharapkan terhadap rasa atau pengaruh laxatif Perubahan dari perwujudan fisik air.
- Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan areal pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin diatas,karena kotoran manusia adalah sumber penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar