Senin, 25 Juni 2012

kajian pustaka penentuan status gizi

kajian pustaka penentuan status gizi
Menurut Suhardjo (1986) penentuan status gizi adalah perbandingan keadaan gizi menurut pengukuran terhadap standart yang sesuai dari individu atau kelompok tertentu. Metode penilaian status gizi terdiri dari 2 cara, pertama adalah dengan menggunakan metode langsung, meliputi: pengukuran antropometri, tanda tanda klinis, tanda tanda fisik, biokimia tubuh. Kedua adalah dengan menggunakan metode tak langsung, meliputi perhitungan vital statistik, survey konsumsi, penilaian faktor ekology.
Menurut Soetjiningsih (1998) cara termudah untuk menilai status gizi dilapangan adalah dengan pengukuran antropometri karena sederhana, murah, dan dapat dilakukan siapa saja dan cukup teliti. Indikator antropometri yang sering dipakai untuk menilai status gizi, yaitu berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U dan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)

Pola makan yang lebih sehat : Lima kali sehari.
  • Makan pagi cukup roti dan susu. Sedikit karbohidrat saja. Hindari makan kenyang di pagi hari karena akan membuat ngantuk. Jika anda makan kenyang di pagi hari, energi yang seharusnya digunakan untuk beraktifitas malah habis ke perut anda.
  • 3 jam setelah makan pagi, makan makanan ringan seperti roti. Setiap 3 jam, perut pasti merasa lapar
  • Makan siang, silahkan makan lengkap. Nasi, lauk pauk dan sayur mayur. Tapi selalu ingat : Berhenti sebelum kenyang!
  • Sore hari, ba’da ashar, makan – makanan ringan lagi. Snack sore seperti kolak, bubur kacang hijau, atau mungkin buah – buahan bisa jadi pilihan.
  • malam, makan lengkap. Usahakan makan malam 3 jam dari waktu tidur anda, agar sebelum tidur makanan telah selesai dicerna dan tidak mengganggu tidur anda.

Banyak penyakit berat bersumber dari makanan atau pola makan yang salah. Seperti hipertensi, asam urat, ginjal, kolestrerol bahkan kanker. Makanan memang erat kaitannya dengan kondisi kesehatan. Terbukti sejak jaman Nabi pun makanan sudah diatur, seperti makanan halal, haram, menyehatkan, memabukkan bahkan bisa menjadi sumber beragam penyakit. "Makanlah selagi lapar, jangan makan berlebihan, hentikan sebelum merasa kenyang," demikian kurang lebihnya petikan sebuah Hadis Nabi.

Pola Konsumsi Anak Balita
Pola konsumsi makanan adalah kebiasaan makan yang meliputijumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. Penentuan polakonsumsi makan harus memperhatikan nilai gizi makanan dankecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat di tempuhdengan penyajian hidangan yang bervariasi dan dikombinasi,ketersediaan pangan, macam serta jenis bahan makanan mutlakdiperlukan untuk mendukung usaha tersebut. Disamping itu jumlahbahan makanan
yang dikonsumsi juga menjamin tercukupinnyakebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Besar kecilnya konsumsi kalori atau energi selama masapertumbuhan awal, yaitu sewaktu sel-sel berbagai alat tubuh yangsedang giat-giatnya melakukan pembelahan, dapat memengaruhibahkan mengubah laju pembelahan sel tersebut, akibatnya suatualat tubuh dapat mempunyai sel-sel yang lebih sedikit atau lebihbanyak dari pada yang diharapkan terjadi secara normal.

Konsumsi Energi dan Protein
1. Konsumsi Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan tubuhmemperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi darimakanan ini terdapat energi kimia yang diubah menjadi energibentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-prosesbiologi adalah energi kimia, energi mekanik, energi panas, danenergi listrik. Manusia membutuhkan energi untukmempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukanaktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak danprotein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya.Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalamtubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan.Tubuh akan mengalami keseimbangan negatif bila konsumsi energimelalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnyaberat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bilaterjadi pada bayi dan anak-anak adalah kurang perhatian, gelisah,lemah, cengeng, kurang bersemangat dan penurunan daya tahantubuh terhadap penyakit infeksi.

2. Konsumsi Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yangtidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun sertamemelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein diperlukan untukpembentukan dan perbaikan jaringan tubuh termasuk darah,enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Angka energi yangditunjukkan akan demikian tergantung dari macam dan jumlahbahan makanan nabati dan hewani yang dikonsumsi manusiasetiap harinya. Ada 2 jenis protein, yaitu protein nabati danprotein hewani. Protein hewani mengandung lemak jenuh,sedangkan protein nabati mengandung lemak tak jenuh. Bahanmakanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalamjumlah maupun mutu, tetapi hanya merupakan 18,4% konsumsiprotein rata-rata penduduk Indonesia. Sedangkan bahan makanannabati yang kaya dalam protein adalah kacang-kacangan, dengankontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein hanya 9,9%.Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosialekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium beratmenyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun.


Pola Makan Untuk Hidup Sehat
1. Sebisa mungkin hindari makanan dengan kandungan lemak (minyak, mentega, margarin, santan) yang tinggi. Kecuali Anda ingin badan menjadi melar dan lemak menggelambir di mana-mana. Sebenarnya dengan pola menu seimbang, asupan lemak sudah tercukupi lewat lemak alami yang terdapat di dalam kacang-kacangan atau biji-bijian.
2. Hindari bahan pangan atau makanan yang berpengawet. Jika terpaksa membeli bahan pangan di dalam kemasan, pilih bahan pangan yang mencantumkan dengan jelas "TANPA PENGAWET" Ini penting karena perut Anda bukan lumbung awetan. Jangka panjangnya, zat ini bisa menjadi pemicu kanker.

3. Pilih makanan atau minuman yang berwarna putih alami. Banyak orang, terutama anak-anak, selalu memilih makanan yang berwarna karena lebih menarik. Namun setelah Anda membaca tulisan ini, tinggalkan kebiasaan Anda menimbun zat aditive di dalam tubuh. Pilih makanan atau minuman yang tanpa pewarna alias berwarna putih. Kecuali warna alami dari bahan makanan tersebut, seperti cokelat dari bubuk cokelat, merahnya stroberi dll. Seperti membeli bahan puding misalnya, pilih yang putih, kerupuk juga pilih yang tanpa pewarna. Dengan demikian Anda terhindar dari kemungkinan risiko kanker karena dari pewarna tersebut.

4. Jangan menambahkan saus, kecap, garam dan bumbu-bumbu penyedap secara berlebihan. Jika memungkinkan hindari bahan pangan ini. Karena senyawa monosodium glutamat yang terdapat di dalam bumbu penyedap hanya memanjakan lidah Anda namun tidak untuk kesehatan.

5. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Vitamin, mineral, air, zat fitonutrien, antioksidan dan serat di dalam bahan pangan ini sungguh anugerah yang luar biasa. Selain badan menjadi sehat dan bugar, andapun terbebas dari risiko beragam penyakit seperti kanker karena kebanyakan buah dan dan sayuran mengandung serat yang dapat mengikat zat karsinogen penyebab kanker saluran pencernaan. Hindari durian dan emping karena mengandung gas dan tingi lemak, sedangkan emping mengandung purin pencetus asam urat. Cuci bersih sayuran dan buah sebelum di makan untuk mengindari kontaminasi bakteri dan residu pestisida.

6. Lupakan jeroan, otak, makanan berkuah santan kental, kulit ayam dan kuning telur. Bahan pangan ini merupakan sumber lemak penyebab obesitas dan ganguan kardiovaskular. Pilih daging tanpa lemak, makanan berkuah bening, susu rendah lemak, susu kedelai, yogurt, putih telur, dan ikan sebagai sumber protein yang baik.

7. Teknik pengolahan makanan juga mempengaruhi mutu makanan. Pilih makanan dengan metode memasak di kukus, di rebus atau di tumis dengan sedikit minyak. Metode menggoreng, memanggang dan di bakar kurang disarankan, selain mengandung banyak lemak, metode memasak ini juga merusak nilai gizi makanan karena panas tinggi. Apalagi makanan dibakar seperti satai misalnya, makanan yang gosong karena dibakar dapat memicu timbulnya kanker.

8. Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari, hindari minuman beralkohol, bersoda dan minuman dengan kandungan gula dan kafein tinggi. Jus sayuran dan buah juga baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh


1.      Klasifikasi Status Gizi
Untuk memantau keadaan gizi atau pertumbuhan seseorang anak diperlukan suatu baku antropometri (sistim klasifikasi). Beberapa klasifikasi yang sering digunakan sebagai standart adalah sbb:

a. Klasifikasi menurut Gomez
Derajat KEP
Berat badan % dari Baku
0= normal
1= ringan
2= sedang
3= berat
=/> 90%
89 – 75%
74- 60%
< 60%

b. Klasifikasi menurut Wellcome trust
Berat badan % dari baku
Edema
Tidak ada
Ada
> 60 %
< 60 %
Gizi Kurang Marasmus
Kwashiorkor Kwashiokor Marasmus


c. Klasifikasi menurut waterlow
Gangguan Derajat
Stunting (Tinggi menurut umur)
Wasting (berat terhadap tinggi)
0
1
2
3
> 95%
95 – 90 %
89 – 85%
<85%
> 90%
90 – 80 %
80 – 70%
< 70%


d. Klasifikasi menurut depkes (Z Score NCHS)
Indeks
Status Gizi
Z Score
BB/U






TB/U atau PB/U




BB/TB

BB lebih (Gizi lebih)
BB Normal (Gizi normal)
BB Rendah (Gizi kurang)
BB Sangat
Rendah (Gizi Buruk)
TB jangkung
TB Normal
TB Pendek
TB Sangat Pendek
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat Kurus

> +2 SD
-2 SD s/d
+2 SD

-3 SD s/d <
-2 SD

< -3 SD

> +2 SD
-2 SD s/d
+2 SD
-3 SD s/d <
-2 SD
< -3 SD
> +2 SD
-2 SD s/d
+2 SD
-3 SD s/d <
-2 SD
< -3 SD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar