Pengertian dan ciri-ciri Belajar serta proses Pembelajaran
Sekarang kita memasuki semester ke empat, biasanya pada setiap semester di peroleh nilai tengah semester, nilai tugas dan nilai akhir semester, menuju pada bobot nilai untuk menentukan IP komulatif. Mari kita berjanji untuk memperoleh IP yang tinggi. Untuk mencapai IP yang tinggi, mahasiswa membuat jadwal belajar di rumah, belajar berkelompok, berkonsultasi dengan dosen, mengunjungi perpustakaan dan membuat kerangka-kerangka perkuliahan serta tugas-tugas dari dosen. Setelah melewati ujian semester, maka mahasiswa memperoleh IP yang tinggi dan berpindah ke semester berikutnya. Kedua peristiwa ini adalah gejala belajar dan pembelajaran.
a. belajar, perkembangan dan pendidikan.
belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan yang terkait dengan bembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara indidvidu. Perkembangan di alami dan di hayati pula oleh siswa secara individu. Sedangkan pendidikan
merupakan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik atau siswa. Tindakan mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mendiri, siswa harus belajar.
merupakan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik atau siswa. Tindakan mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mendiri, siswa harus belajar.
2. Ciri-ciri belajar dan pembelajaran.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tindakan terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkunga yang di pelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang di jadikan bahan belajar.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pandangannya tentang belajar, diantaranya:
a. Belajar menurut pandangan skinner.
Skiner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar di temukan adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik di beri hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik di beri teguran dan hukuman.
b. Belajar menurut pandangan gagne
Menurut gagne belajar merupakan kegiatan yang komleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang di lakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimlus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan sisasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
2. Kterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitivnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut
c. Belajar menurut pandangan piaget
Piaget berpendapat bahwa Pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:
a. Sensori motor (0;0-0;2 tahun), pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik, seperti mengenal lingkungan dengan penglihatan, pendengaran, dan perabaan.
b. Pra-operasional (2;0-7;0 tahun), pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
c. Operasional konkret (7;0-11;0 tahun), pada tahap ini anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis.
d. Tahap operasi formal (11;0-ke atas), pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.
3. tujuan belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar di alami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Proses belajar tersebut dapat di amati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal internal siswa tidak dapat di amati, tetapi dapat di amati oleh guru. Proses belajar tersebut tampak lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari guru.
1. tujuan instruksional, tujuan pembelajaran, dan tujuan belajar
Tujuan instruksional terdiri dari tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum di rumuskan dengan memakai kata-kata yang tidak dapat di ukur atau kata tidak operasional, seperti mengetahui, dan memahami. Tujuan instruksional khusus di sebut sebagai sasaran belajar siswa, sebab di rumuskan bagi kepentingan siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar guru yang di rumuskan dari kurikulumyang berlaku. Tujuan belajar merupakan panduan belajar siswa. Sasaran belajar di ketahui oleh siswa, sebagai akibat adanya informasi dari guru, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar.
2. siswa dan tujuan belajar
Siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan tersebut, siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar.pada umumnya siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.
ü Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
1. dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah konitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.
2. dinamika guru dalam kegiatan pembelajaran
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Pada jenjang SLTP da SLTA peran guru tergolong tinggi, bila siswa SLTP dan SLTA yang menyadari pentingnya belajar bagi hidupnya di kemudian hari. Adanya gejala membolos sekolah, malas belajar, senda gurau ketika guru menjelaskan bahan ajar sukar misalnya, merupakan ketidaksadaran siswa tentang belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, dan subyek pembelajaran itu sendiri.
ü Prinsip-prinsip belajar
Dari berbagai prinsip belajar, terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat di pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individu.
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab terdahulu, maka kami dari kelompok satu dapat menarik beberapa kesimpulan di antaranya:
1. Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari, kegiatan belajar tersebut dapat di hayati atau di alami oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain
2. Belajar yang di hayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang di lakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang di alami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga di dorong oleh tindak pendidikan atau pembelajaran.
3. Prinsip belajar yang penting berkenaan dengan perhatian dan motivasi belajar siswa, keaktifan belajar, keterlibatan dalam belajar, pengulangan belajar, tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar, serta adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar